Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terkenal dengan wisata religinya. Salah wisata religi yang menarik di Demak adalah atraksi wisata penjamasan pusaka Sunan Kalijaga yanga diadakan setiap Hari Raya Idul Adha. Wisata religi didefinisikan sebagai kunjungan ke tempat-tempat wisata tertentu di mana pengunjung memiliki kesempatan untuk mengalami acara atau situs keagamaan, atau produk yang mereka hasilkan, seperti seni, budaya, tradisi, dan arsitektur (Iliev, 2020). Dalam konteks ini, atraksi wisata sebagai sebuah tradisi bernuansa keagamaan memberikan ruang cukup besar bagi peningkatan kualitas keagamaan wisatawan.
Atraksi wisata ini tidak dapat dilepasakan dari sosok Sunan Kalijaga yang memberikan wasiat kepada putranya Panembahan Hadi sebelum meninggal pada tanggal 10 Muharram. Substansi wasiat tersebut adalah keturunan Sunan Kalijag diharapkan melakukan penjamasan ketika Sunan Kalijaga wafat. Penjamasan pusaka yang dimaksud adalah penjamasan Ageman Ontokusumo dan Keris Kiai Crubuk. Sunan Kalijaga lahir di Tuban pada tahun 1455 M dan wafat pada tahun 1586 M dimakamkan di Kadilangu, Demak, Jawa Tengah (Muawanah, 2010). Sunan Kalijaga yang juga dikenal sebagai Lokajaya, Pangeran Tuban, Raden Abdurrahman, Raden Sahid, Syeh Malaya dan Kaki Walaka merupakan putra seorang adipati Tuban ke-8 yakni Raden Ahmad Sahuri (Tumenggung Wilwatikta) dan Dewi Nawangarum.
Atraksi penjamasan pusaka Sunan Kalijaga tidak hanya acara seremonial atraksi wisata religi, tetapi juga merupakan kegiatan pariwisata yang mengedepankan tujuan SDGs. Ada tiga tujuan SDGs yang diimplimentasikan dalam atraksi wisata ini. Tiga tujuan tersebut adalah tidak ada kemiskinan (no poverty), kehidupan sehat dan sejahtera (good health and well-being), dan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (decent work and economic growth). Atraksi wisata ini mendorong pertumbuhan ekonomi mulai merchandise, bisnis penginapan, kuliner, tukang parkir, penjual asongan, toilet umum, warung makan dan bisnis jasa penitipan kendaraan dapat menikmati hasil ekonomi dari atraksi wisata penjamasan pusaka. Limpahan ekonomi ini berdampak mulai adanya kesejahteraan ekonomi di destinasi sehingga tidak ada kemiskinann di destinasi tersebut. Destinasi yang dikunjungi banyak wisatawan berpotensi untuk memujudkan kehidupan sehat dan membawa kesejahteraan masyarakat di destinasi. Masyarakat dapat pekerjaan yang layak sehingga membawa pertumbuhan ekonomi di destinasi. Alhasil, atraksi wisata penjamasan pusaka Sunan Kalijaga tidak hanya sekedar tradisi yang bernuansa religi, tetapi juga berkontribusi besar bagi penyuksesan SDGs di Indonesia.
Iliev, D. (2020). The evolution of religious tourism: Concept, segmentation and development of new identities. Journal of Hospitality and Tourism Management, 45(August), 131–140. https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2020.07.012
Muawanah, S. (2010). Penjamasan Pusaka Sunan kalijaga. Analisa, 17(1), 73. https://doi.org/10.18784/analisa.v17i1.115