Dalam beberapa tahun terakhir, pengaruh wanita di media sosial semakin signifikan, terutama di kalangan pemengaruh wanita diaspora Indonesia. Menurut laporan Inda Hash pada tahun 2017, sebanyak 68% pemengaruh media sosial adalah wanita, yang menunjukkan dominasi mereka dalam membentuk keputusan belanja dan menciptakan tren (2017, p.2). Statistik ini menegaskan pentingnya peran wanita di media sosial, terutama dalam komunikasi lintas budaya. Studi tentang pemengaruh wanita diaspora Indonesia sangat menarik, karena mereka menjelajahi batas-batas budaya sambil mempromosikan warisan kuliner mereka.
Diaspora Indonesia terdiri dari wanita yang pindah ke luar negeri karena berbagai alasan, termasuk pernikahan dengan warga negara asing atau peluang kerja. Wanita-wanita ini telah menjadi pemain kunci di lanskap media sosial, menggunakan platform mereka untuk berbagi pengalaman dan mempromosikan budaya Indonesia. Di antara pembuat konten wanita diaspora Indonesia yang paling banyak diikuti adalah kanal YouTube “Keluarga Bahagia di Jerman”, “Yenny di China”, dan “Puri Viera” di Amerika Serikat. Masing-masing kanal ini mewakili daerah yang berbeda dan menampilkan tradisi kuliner Indonesia.
“Keluarga Bahagia di Jerman,” yang dijalankan oleh Ina dan suaminya Paul di Jerman, telah mendapatkan 3,68 juta pelanggan yang mengesankan. Konten mereka sering menampilkan masakan Indonesia, di mana mereka mengundang teman-teman Jerman untuk mencicipi hidangan tradisional Indonesia. Reaksi positif dari teman-teman mereka menyoroti komunikasi lintas budaya yang sukses yang terjadi melalui makanan. Kanal ini tidak hanya memberdayakan wanita dengan menampilkan keterampilan memasak mereka tetapi juga mempromosikan akses yang setara terhadap pertukaran budaya.
Di China, Yenny mengoperasikan kanal dengan 732.000 pelanggan, di mana ia membagikan perjalanan kulinernya, termasuk saat mencoba menjual bakso di toko mertuanya. Umpan balik positif dari pelanggan China yang menikmati bakso menunjukkan kekuatan makanan dalam menjembatani kesenjangan budaya. Upaya Yenny mencerminkan pemberdayaan wanita melalui kewirausahaan dan promosi masakan Indonesia di negara asing.
Puri Viera, dengan 477.000 pelanggan di Amerika Serikat, fokus pada edukasi audiensnya tentang bahan-bahan Indonesia, seperti kangkung, yang dianggap ilegal di AS. Konten ini tidak hanya menampilkan memasak tetapi juga memberi informasi kepada penonton tentang tantangan dalam mendapatkan bahan-bahan Indonesia di luar negeri. Aspek edukatif ini memberdayakan audiensnya dengan memberikan peluang yang setara untuk belajar tentang budaya dan masakan Indonesia.
Konten kuliner yang dibuat oleh pemengaruh wanita diaspora Indonesia ini berfungsi sebagai platform untuk pertukaran budaya dan pemberdayaan. Dengan berbagi pengalaman memasak mereka, mereka mempromosikan makanan dan budaya Indonesia sambil juga mendidik audiens mereka tentang tantangan yang mereka hadapi di negara asing. Komunikasi lintas budaya ini mendorong pemahaman dan penghargaan terhadap masakan Indonesia di antara audiens yang beragam.
Respon positif dari audiens asing yang mencicipi hidangan Indonesia mencerminkan keberhasilan para pemengaruh ini dalam menjembatani perbedaan budaya. Upaya mereka berkontribusi pada pemberdayaan wanita dengan menampilkan bakat mereka dan mempromosikan akses yang setara terhadap pengetahuan budaya. Melalui konten kuliner mereka, wanita-wanita ini bukan hanya pemengaruh tetapi juga pendidik, membangun rasa komunitas dan koneksi di antara budaya yang beragam.
Sebagai kesimpulan, peran pemengaruh wanita diaspora Indonesia dalam komunikasi lintas budaya melalui konten kuliner sangat signifikan. Kemampuan mereka untuk berbagi warisan kuliner sambil menjelajahi perbedaan budaya memberdayakan mereka dan mempromosikan budaya Indonesia secara global. Saat mereka terus menciptakan konten yang menarik, mereka menginspirasi orang lain untuk menghargai kekayaan masakan Indonesia dan cerita di baliknya.
Penulis: Andri Handayani