Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris angkatan 2022 dan 2023 yang mengambil mata kuliah pilihan Bahasa Korea didorong untuk mengeksplorasi nuansa bahasa yang erat kaitannya dengan struktur sosial masyarakat Korea. Dengan mempelajari bahasa Korea, mahasiswa dapat memperoleh wawasan tentang nilai-nilai, tradisi, dan isu-isu kontemporer yang dihadapi oleh masyarakat Korea.
Salah satu sorotan kegiatan adalah pengalaman langsung mencoba kimchi, makanan tradisional Korea. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk mencoba makanan yang melambangkan identitas budaya Korea ini. Kimchi terbuat dari berbagai sayuran yang ada di Korea Selatan sesuai musim yang sedang dialami. Namun, kimchi paling banyak dibuat dari sawi putih yang kemudian difermentasi. Kimchi memiliki rasa yang asam dan sedikit pedas. Bagi orang Indonesia yang tidak terbiasa, kimchi dianggap memiliki rasa yang aneh dan mereka tidak mau memakannya. Namun, bagi orang Korea, kimchi merupakan makanan utama sekaligus identitas budaya mereka.Kimchi bisa dimakan dengan segala jenis masakan, bisa dengan nasi, mie, daging, sayur, dan sebagainya. Untuk aktifitas ini, para mahasiswa diarahkan untuk membawa mie instan dan lauk yang nanti akan dimakan bersama dengan kimchi yang dibawa oleh dosen.
Dengan terlibat dalam aktivitas ini, mahasiswa dapat mengenali pentingnya keragaman budaya dan kebutuhan akan kesempatan yang setara dalam pendidikan budaya.
Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya kemitraan global dalam mengatasi isu sosial, seperti ketidaksetaraan pendidikan dan pelestarian budaya. Diskusi dalam kelas menekankan bahwa memahami suatu budaya tidak hanya melibatkan bahasa; tetapi juga mengenali tantangan dan keberhasilan masyarakatnya. Selain imersi budaya, kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan pentingnya pendidikan dalam membangun kewarganegaraan global. Dengan mempelajari berbagai budaya, mahasiswa dapat mengembangkan empati dan perspektif yang lebih luas tentang isu-isu global. Ini sejalan dengan tujuan SDGs untuk memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi semua.
Mahasiswa menyatakan antusiasme mereka terhadap kegiatan ini, mencatat bahwa kegiatan ini memberikan wawasan berharga tentang masyarakat Korea terutama makanan Korea. Antusiasme ini mencerminkan minat yang berkembang dalam pemahaman lintas budaya dan kolaborasi. Saat kegiatan berakhir, dosen kelas yaitu Ibu Ummul Hasanah menekankan pentingnya keterlibatan berkelanjutan dengan budaya Korea. Beliau mendorong mahasiswa untuk mencari lebih banyak peluang untuk belajar dan pertukaran budaya ke Korea Selatan, memperkuat gagasan bahwa memahami isu sosial di negara mana pun memerlukan komitmen terhadap pendidikan dan penghargaan budaya.
Sebagai kesimpulan, kegiatan makan kimchi bersama sebagai bentuk mengenal budaya Korea di Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya ini merupakan langkah signifikan dalam mempromosikan kesempatan yang setara dalam pendidikan dan pemahaman budaya. Dengan mempelajari bahasa Korea dan menjelajahi budayanya, mahasiswa lebih siap untuk terlibat dengan isu-isu global dan berkontribusi pada dunia yang lebih inklusif.
Penulis: Ummul Hasanah