Seiring dengan meningkatnya investasi perusahaan Jepang di Indonesia, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi khusus, termasuk penguasaan bahasa Jepang, semakin mendesak. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seringkali menjadi pilihan perusahaan Jepang untuk posisi operator dan teknisi karena latar belakang pendidikan mereka yang aplikatif. Namun, apakah kompetensi mereka, terutama dalam penguasaan bahasa dan budaya Jepang, sudah memenuhi standar dunia kerja global? Guna menjawab pertanyaan tersebut dan berkontribusi dalam pengembangan kurikulum vokasional yang lebih relevan dengan kebutuhan industri tim peneliti Prodi Bahasa Jepang untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional, DBSMB melakukan penelitian terkait kebutuhan kompetensi bahasa Jepang di perusahaan Jepang. Tim peneliti mengambil sampel di Kawasan KIIC, Karawang, Jawa Barat karena merupakan salah satu kawasan industri yang sebagian besar tenant di dalamnya merupakan perusahaan Jepang.
Penelitian dilakukan melalui metode wawancara mendalam terhadap lima staf perusahaan lulusan SMK, empat di antaranya memiliki pengalaman magang di Jepang. Selain itu, Focus Group Discussion (FGD) dengan manajer HR/GA di perusahaan Jepang di kawasan industri memberikan perspektif yang lebih komprehensif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lulusan SMK yang bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia umumnya menduduki posisi operator, yang jarang menggunakan bahasa Jepang dalam pekerjaan sehari-hari. Namun, pengalaman magang di Jepang terbukti menjadi modal berharga. Lulusan yang memiliki pengalaman ini sering kali lebih adaptif terhadap budaya kerja Jepang, seperti kedisiplinan, kerja tim, dan perhatian terhadap detail. Kemampuan bahasa Jepang pada tingkat operator tidak selalu digunakan di tempat kerja, namun pengetahuan mengenai budaya dan etos kerja Jepang merupakan hal yang penting untuk dikuasai.
Penelitian ini tidak hanya penting untuk mengidentifikasi keterampilan yang dibutuhkan, tetapi juga untuk mempersiapkan lulusan SMK agar mampu bersaing di era globalisasi. Hal ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG) nomor 4 tentang pendidikan berkualitas dan nomor 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini mendukung tujuan SDG, terutama target untuk meningkatkan pendidikan vokasional yang relevan dengan pasar tenaga kerja. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan perusahaan, kurikulum SMK dapat dirancang untuk memberikan pengetahuan bahasa Jepang sekaligus membangun kesadaran budaya kerja Jepang. Langkah ini akan membantu meningkatkan daya saing lulusan SMK di kancah nasional maupun internasional.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan bagi pengembangan kurikulum SMK yang lebih responsif terhadap kebutuhan dunia kerja, khususnya di perusahaan Jepang. Dengan memperkuat kompetensi bahasa dan budaya kerja, lulusan SMK tidak hanya siap menghadapi tantangan di Indonesia, tetapi juga mampu menjadi tenaga kerja profesional yang diakui di kancah global. Penelitian ini juga menjadi pengingat bahwa kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri sangat penting untuk mencetak SDM yang berdaya saing tinggi, sekaligus mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Tim peneliti/penyusun: Wahyu Handayani Setyaningsih, Fatmawati Djafri, Lufi Wahidati