Dalam perkembangan media dan komunikasi saat ini, media sosial telah menjadi kanal utama di mana mahasiswa dapat merancang aspirasi karier mereka. Data menunjukkan bahwa mayoritas pelajar Indonesia—terutama usia 19–21 tahun—aktif menggunakan platform seperti YouTube (93,8 %), WhatsApp (87,7 %), dan Instagram (86,6 %) (Hidayat dkk, 2022). Platform ini tidak hanya menjadi sumber hiburan, tetapi juga media inspirasi, misalnya melalui konten terkait magang atau bekerja di luar negeri, vlog kehidupan profesional di Jepang, hingga tips persiapan sertifikasi JLPT (Japanese Language Proficiency Test). Media sosial juga menjadi platform penting bagi mahasiswa untuk membangun jaringan profesional, mencari informasi yang berhubungan dengan dunia kerja, hingga menjadi wadah interaktif dalam proses mempersiapkan karier mereka (Tkachuk dkk, 2025).
Penggunaan media sosial ini berkaitan erat dengan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), karena mahasiswa tidak hanya menguasai bahasa, tetapi juga mengembangkan literasi digital yang dibutuhkan di dunia profesional. Selain itu, keterlibatan aktif mereka di platform ini mendukung SDG 8 (Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi), karena media sosial menjadi medium untuk membangun jejaring profesional dan mencari peluang karier. Untuk mengetahui sejauh mana media sosial berperan dalam aspirasi karier mahasiswa jurusan bahasa Jepang, dilakukan penelusuran melalui wawancara terhadap mahasiswa Prodi Bahasa Jepang untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional, Sekolah Vokasi, UGM.

Sumber: https://sv.ugm.ac.id/center-of-excellence-2/
Mahasiswa yang merupakan bagian dari pemuda, berada pada fase penting dalam penentuan trajektori karier mereka. Dalam proses ini, media berperan tidak hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga sebagai arena representasi yang membentuk orientasi, pilihan, dan strategi karier di masa depan. Apa yang dipikirkan dan diyakini merupakan hasil dari interaksinya dengan orang lain (Gai et al., 2022), baik secara langsung maupun melalui media. Bagi mahasiswa, media sosial menjadi medium penting untuk mengakses, menafsirkan, sekaligus mereproduksi makna tentang karier dan dunia kejepangan yang dipelajari sehingga membentuk orientasi mereka terhadap masa depan professional.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam terhadap enam (6) orang mahasiswa Prodi Bahasa Jepang Kombispro. Keenam informan wawancara merupakan mahasiswa yang telah melaksanakan praktik industri. Hasil wawancara menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan pengguna aktif media sosial, khususnya Instagram dan TikTok. Sementara itu, dalam kaitannya dengan karier dan pekerjaan, beberapa aktif menggunakan LinkedIn. Sebagian lainnya mengaku memiliki akun LinkedIn karena diwajibkan dalam salah satu mata kuliah, namun setelah semester berakhir tidak lagi aktif dalam platform tersebut.
Melalui penelitian ini diketahui bahwa sebagian informan menjadikan media sosial sebagai sumber penting dalam merefleksikan peluang karier. Mereka mengikuti akun-akun tertentu yang banyak memberikan informasi peluang karier dan persiapan menuju dunia kerja. Bagi kelompok mahasiswa ini, media sosial berfungsi sebagai “jendela” yang tidak hanya menjadi sarana mendapatkan informasi, tetapi juga menciptakan representasi tertentu mengenai karier dan profesi.
Sebagian mahasiswa lainnya lebih memperlakukan media sosial sebagai sarana rekreasi dan hiburan. Representasi karier—termasuk yang berkaitan dengan kejepangan—di media sosial tidak diartikulasikan dalam kerangka perencanaan dan pengembangan karier, tetapi lebih pada fungsi rekreatif media. Kelompok informan ini mengandalkan informasi karier secara lebih tradisional melalui informasi dari kampus, baik melalui dosen maupun teman kuliah, juga melalui jejaring pada masa sekolah seperti guru dan teman. Temuan ini menunjukkan bahwa di tengah derasnya arus informasi digital, mahasiswa perlu didukung agar dapat memanfaatkan media sosial tidak hanya sebagai ruang interaksi, tetapi juga sebagai sarana pengembangan karier. Langkah ini sejalan dengan upaya mendukung SDG 4 dan 8 yang menekankan pentingnya pendidikan berkualitas dan pekerjaan layak bagi generasi muda.
Penulis: Wahyu Handayani Setyaningsih