Hasil penelitian Program Studi Bahasa Jepang untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional, Sekolah Vokasi UGM mengungkap pentingnya pemahaman genre teks dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta Japanese Language Proficiency Test (JLPT), khususnya di level N3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran terhadap struktur dan fungsi sosial teks seperti report, explanation, recount, dan exchange diasumsikan dapat membantu pemelajar ataupun peserta tes dalam memahami isi soal bacaan (dokkai) dengan lebih cepat dan akurat.
Menurut hasil analisis, setiap genre teks memiliki struktur yang khas, yang mencerminkan bagaimana penulis menyusun tahapan untuk mencapai tujuan/fungsi sosial suatu teks. Struktur teks bergenre eksplanation berbeda dengan struktur teks narrative, report ataupun recount. Selain itu, perbedaan fungsi sosial setiap genre teks juga tercermin dalam bentuk kebahasaan yang khas, misalnya dominansi penggunaan konjungsi kausal dalam teks bergenre explanation, bentuk pasif dalam report, dan ekspresi evaluatif dalam exchange. Pemahaman terhadap genre teks, tahapan-tahapan dalam teks, serta pola-pola kebahasaan yang khas digunakan dalam setiap genre teks diasumsikan akan membantu pembelajar memprediksi konteks bacaan, arah informasi, mengenali tujuan penulis, serta mengembangkan strategi membaca yang lebih efisien. Dengan demikian, hambatan pemahaman teks tidak hanya diatasi melalui penguasaan kosakata, tetapi juga melalui kesadaran pemahaman terhadap genre (genre awareness) yang terkait erat dengan pemahaman wacana.
Hasil penelitian ini diindikasikan memiliki implikasi langsung terhadap peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia. Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis genre, guru dapat menyiapkan siswa agar tidak sekadar memahami teks secara linguistik, tetapi juga memahami fungsi komunikatifnya. Strategi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) poin 4, yaitu menjamin pendidikan berkualitas dan pembelajaran sepanjang hayat bagi semua.
Hasil penelitian akan terus dikembangkan di tahun-tahun berikutnya untuk memperoleh hasil yang lebih komprehensif. Selain itu, objek penelitian tidak hanya terbatas pada soal-soal teks bacaan JLPT level N3, tetapi juga level N2, karena kedua level kompetensi tersebut sangat dibutuhkan di dunia kerja. Artinya, kemampuan memahami teks secara kritis dan kontekstual berpotensi memperbesar peluang lulusan untuk meraih sertifikasi JLPT dan meningkatkan daya saing di dunia kerja internasional. Dengan demikian, penelitian ini turut berkontribusi pada SDG poin 8, yaitu mendukung kesempatan kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui peningkatan kompetensi bahasa sebagai modal utama tenaga kerja global.
Penulis: Sa’idatun Nishfullayli