Kamis (12/10) Program Studi Diploma Bahasa Jepang, Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada mengadakan Kuliah Umum Penerjemahan dengan tema “Meniti Karir dengan Penerjemahan” bertempat di ruang GP 301 Gedung Perpustakaan, Sekolah Vokasi UGM. Kuliah umum yang dihadiri segenap mahasiswa tingkat akhir Program Studi Diploma Bahasa Jepang ini menghadirkan dua narasumber sebagai pembicara, Cuniati Soegiono dan Nur Astuti Wahidin.
“Tujuan dari diadakannya Kuliah Umum ini untuk memperkenalkan bidang – bidang kerja yang memanfaatkan kemampuan penerjemahan, khususnya penerjemahan dari Bahasa Jepang ke Bahasa Indonesia serta memberikan wawasan tentang hal – hal apa saja yang harus diperhatikan tentang pekerjaan penerjemahan Bahasa Jepang di perusahaan dan juga memberikan wawasan tambahan bahwa orang yang mempunyai keahlian di bidang penerjamahan itu bisa bekerja secara independen dan tidak harus terikat dengan suatu perusahaan manapun,” kata Sa’idatun Nishfullayli, M.Hum., selaku dosen Prodi Bahasa Jepang sekaligus penanggung jawab kegiatan ini.
Cuniati Soegiono berpengalaman 10 tahun bekerja di divisi penerjemahan PT. Astra Honda Motor, Jakarta. Saat ini beliau menjabat sebagai Manager of Interpreting and Translation Division yang merupakan salah satu divisi di bawah Human Resource Department. Sedangkan Nur Astuti Wahidin berkarir sebagai penerjemah independen/freelance lebih dari 10 tahun sebagai juru bahasa, salah satunya beliau pernah menjadi freelance juru bahasa di Pemprov DKI pada tahun 2016.
“Posisi seorang penerjemah sangatlah penting dalam suatu perusahaan asing yang mendirikan bisnisnya di Indonesia, khususnya perusahaan Jepang yang ada di Indonesia,” papar Cuniati. Ia juga memaparkan tentang hal – hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan bahasa Jepang, etika penerjemahan serta bagaimana kiat untuk sukses bekerja di divisi penerjemahan di perusahaan Jepang. Di sesi kedua, Nur Astuti Wahidin memaparkan materi tentang apa saja yang harus dipersiapkan seseorang ketika ingin terjun sebagai penerjemah lepas/independen.
“Sebelum seseorang terjun sebagai penerjemah/juru bahasa lepas, ada baiknya seseorang bekerja tetap terlebih dahulu di suatu perusahaan atau instansi. Hal ini sangat berguna sebagai langkah pertama untuk mengenal dunia kerja penerjemahan, sehingga seseorang akan lebih mengenal bagaimana suka dan duka bekerja di bidang tersebut, serta yang paling penting adalah dapat menambah kosakata sorang penerjemah,” papar Astuti.
Hal lain yang juga disampaikan oleh kedua narasumber adalah penting bagi seorang penerjemah untuk terus belajar, terutama mencatat kosakata baru yang ditemui dalam proses penerjemahan dan mempraktekkannya. Tak hanya itu, seorang penerjemah juga harus meningkatkan pemahaman tentang budaya penutur bahasa asing yang diterjemahkannya. Tidak lupa narasumber juga menjelaskan tentang kiat – kiat jika seorang penerjemah mengalami masalah ketika menjadi seorang juru bahasa dan juga keuntungan apa saja yang bisa didapat oleh seorang penerjemah, sebagai contoh di Astra Honda Motor, seorang staf divisi penerjemahan bisa beberapa kali pergi ke Jepang, selain untuk training juga untuk menemani ekspatriat/orang Indonesia yang harus dinas luar negeri ke Jepang.
Sebagai tambahan, Astuti juga menjelaskan berapa tarif untuk seorang juru bahasa, mulai dari juru bahasa level junior sampai ke level senior.
Pada sesi terakhir dilakukan sesi tanya jawab dengan beberapa mahasiswa. Sepuluh mahasiswa pertama yang mengajukan pertanyaan dalam sesi tanya jawab menerima kenang – kenangan yang sudah dipersiapkan dari PT. Astra Honda Motor.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, direncanakan untuk menjalin kerjasama intern antara Program Studi Diploma Bahasa Jepang dengan PT. Astra Honda Motor dalam hal pemberian kesempatan magang bagi mahasiswa Prodi Bahasa Jepang dan juga kesediaan untuk memberikan kuliah umum seperti kegiatan kali ini. “Harapannya kegiatan seperti ini dapat diselenggarakan secara rutin sehingga baik mahasiswa, kampus, perusahaan dan juga praktisi dapat bersinergi untuk peningkatan mutu pengajaran,” pungkas Ninis, sapaan Saidatun Nishfullayli. (Ninis)
Text : Saidatun Nishfullayli; Humas DBSMB
Foto : Saidatun Nishfullayli