100 mahasiswa Prodi Bahasa Inggris DBSMB dari angkatan 2016 pada Sabtu (10/3) berkumpul di Hall GP Sekolah Vokasi untuk menghadiri Workshop Digital Public Relations yang bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang tren public relation hari ini. Daru Wibowo, Ketua Perhumas Jogja, mengawali workshop ini dengan memaparkan data terkait potret media digital sejak 2015 hingga 2017, disusul dengan penjelasan mendetail terkait fungsi digital di dunia Public Relations.
“Seorang PR (Public relation–red) tidak boleh hanya menunggu di balik meja, ia harus gerilya, sebelum masalah muncul,” ujar Daru Wibowo dalam presentasinya. Daru menjelaskan bahwa PR memiliki 5 tugas, yang pertama yakni memenuhi Corp Objectives. Maksudnya, seorang PR dalam lembaga memiliki fungsi memenuhi tujuan dari lembaga tersebut dengan merumuskan rencana dan kampanye PR yang strategis.
Daru melanjutkan, PR memiliki tugas mencapai Sustainability, yaitu memastikan lembaga tersebut berkelanjutan dan tidak mandeg di tengah jalan. Berikutnya, PR harus mampu mengatasi Crisis & Issue, bahkan sebelum krisis dan isu tersebut benar-benar terjadi. Selanjutnya, PR harus mampu menjaga hubungan baik dengan para Stakeholders, yaitu orang-orang atau lembaga lain yang bersinggungan dengan lembaga di tempat ia berada. Yang terakhir yakni Welfare, di mana PR harus menjaga ‘keselamatan’ lembaganya.
Daru menjelaskan, penggunaan media digital dalam dunia PR dibutuhkan karena adanya perubahan lifestyle dari media tradisional ke konvensional, kemudian dari konvensional ke digital. Hal ini membuat ‘digital’ menjadi concern di dunia kita saat ini. Contohnya, untuk mencari tahu produk tertentu, kebanyakan orang akan mencari tahu lewat internet. Sebagai konsekuensinya, PR harus aware terhadap isu-isu yang mungkin akan menjelekkan nama lembaganya.
Dalam penjelasan lebih lanjut, Daru menjelaskan proses kerja PR yang dimulai dengan memunculkan opini, agar muncul persepsi di mata masyarakat (audiens). Apabila persepsi yang muncul sesuai dengan yang direncanakan oleh PR, maka, dapat dikatakan fungsi PR berhasil.
Kegiatan workshop ini dilakukan untuk menambah wawasan mahasiswa. Dengan menghadirkan praktisi sebagai pembicara, para mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan yang terjadi di lapangan sehingga ilmu pengetahuan mereka tidak terbatas pada pengetahuan di dalam kelas saja. Adapun tema tentang PR dipilih oleh Prodi Bahasa Inggris SV UGM dengan mempertimbangkan kurikulum terbarunya yang mengarah pada kehumasan. Selain itu, banyak lulusan dari Prodi Bahasa Inggris SV UGM yang bekerja di dunia public relations.