Kompetensi, rasa, dan aksi, itulah yang menjadi kunci utama seorang pendidik. Hal ini yang saya pelajari dan sampaikan dalam presentasi saya yang berjudul Teacher Efficacy and Effective Language Teaching in 21st Century Learning di JALT Pansig Conference 2018 Toyo Gakuen University, Japan pada tanggal 19 dan 20 Mei 2018.
Penelitian tersebut membahas tentang korelasi antara komponen kompetensi, rasa, dan aksi dengan efektifitas proses pengajaran bahasa. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses kompleks yang mengkombinasikan ilmu dan kompetensi pendidik, komunikasi dan kepedulian pendidik terhadap peserta didik dan keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran, serta tindakan profesional dan pedagogis.
Selain berpartisipasi dalam konferensi, saya juga mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi universitas di Jepang. Pada tanggal 23 Mei 2018, saya berkunjung ke Fukuoka University Japan untuk memenuhi undangan pembahasan dan penandatanganan MoA. Perjalanan ke Fukuoka University ditempuh dalam waktu 2 jam dengan pesawat. Acara dibuka dengan makan siang bersama staff Kantor Internasional Fukuoka University. Kantin ini terletak di lantai paling atas sehingga kami dapat melihat barisan-barisan gedung di Kota Fukuoka.
Sambil berdiskusi, kami menikmati sekotak bento khas Jepang. Usai acara makan siang bersama, saya bertemu dengan Bapak Atsushi Otsu selaku Direktur Center for International Programs Fukuoka University dan Ibu Yoshimi Nitta selaku Koordinator Global Active Program beserta staff dari Kantor Urusan Internasional Fukuoka University untuk membahas beberapa program kerjasama yang akan segera dilaksanakan oleh kedua institusi melalui Global Project Based Learning.
Dalam program ini, sekitar 10 mahasiswa dari Fukuoka University akan mengikuti Global Project Based Learning selama 2 minggu bersama 10 mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada untuk mempelajari budaya, bahasa dan melaksanakan praktik kuliah lapangan dalam rangkaian program tersebut. Fukuoka University juga akan menjadi host university bagi mahasiswa Sekolah Vokasi UGM yang ingin melaksanakan short-term study programs selama 2-3 minggu untuk mengikuti kegiatan akademik dan cross-cultural experiences serta mengikuti perkuliahan selama 1-2 semester dalam Global Active Program (GAP) yang dikelola oleh Center for International Programs Fukuoka University dimana mahasiswa dipersiapkan untuk siap berpartisipasi dalam dunia global.
Kabar baik lainnya adalah Fukuoka University akan rutin mengirimkan undangan bagi 1 mahasiswa Sekolah Vokasi UGM untuk mengikuti student conference di Fukuoka University selama 10 hari yang diselenggarakan setiap tahunnya pada bulan Oktober. Tujuan MoA ini adalah untuk menguatkan kerjasama antara kedua institusi sebagai sister universities.
Selanjutnya, pada tanggal 25 Mei 2018, saya dan Ibu Fatmawati Djafri dari Program Studi Bahasa Jepang Departemen Bahasa Seni dan Manajemen Budaya berkunjung ke Waseda University untuk membahas kerjasama yang akan dilaksanakan oleh kedua institusi. Waseda University memiliki jumlah mahasiswa internasional terbesar di Jepang. Ada sekitar 5000 mahasiswa asing yang sedang menempuh studi mereka di universitas tersebut dan 100 diantaranya adalah mahasiswa dari Indonesia.
Bapak Mitsunori Marutani, Direktur Kantor Internasional Waseda University dan Bapak Hajime Usukura, Koordinator Kantor Internasional Waseda University mengharapkan kegiatan student exchange antara kedua institusi dapat dilaksanakan. Waseda University siap menyambut mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada yang ingin melaksanakan program belajar selama dua semester di beberapa program studi yang menawarkan international program atau mempelajari bahasa dan budaya Jepang di Center of Japanese Language Program. Dalam kesempatan ini, PPI Waseda University juga menyambut kami dalam acara buka bersama.
Text : Agnes Siwi Purwaning Tyas
Dokumentasi : Agnes Siwi Purwaning Tyas