Pada Ahad (16/9), Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya, Sekolah Vokasi, Universtias Gadjah Mada yang merupakan gabungan dari Program Studi Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin, dan Kepariwisataan melaksanakan pengambilan gambar untuk promosi wisata Puncak Widosari di Tritis dan Kebun Teh di Nglinggo Kulon Progo. Proses pengambilan gambar untuk video tersebut melibatkan dosen, mahasiswa, dan praktisi upacara minum teh ala Jepang dan Tiongkok berkerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo.
Pembuatan video promosi acara ini merupakan rangkaian awal dari acara utama yakni Festival Teh bertajuk “Nglinggo Uniquely” yang akan diselenggarakan pada Jum’at-Sabtu (12-13/10) mendatang. Pengambilan gambar dipilih diambil di Puncak Widosari sebagai puncak tertinggi kedua di Kulon Progo setelah Suroloyo. Sebagai ikon utama wisata Desa Tritis, Puncak Widosari yang kini sudah dibangunkan akses tangga oleh Pemda Kulon Progo diharapkan lebih banyak menarik minat wisatawan untuk berwisata ke desa ini.
Selain itu, kebun teh di Nglinggo, tetangga desa Tritis yang telah populer diharapkan semakin populer dan unik karena ada kesempatan bagi wisatawan menikmati cita rasa teh khas Nglinggo dengan cara penyajian yang berkelas. “Melalui Festival Teh inilah diharapkan Tritis dan Nglinggo semakin populer bagi wisatawan dalam dan luar negeri,” tutur Mery Kharismawati, Dosen Program Studi Bahasa Jepang yang bertindak selaku ketua tim.
Malam harinya, rangkaian pengabdian masyarakat dilanjutkan dengan workshop dan motivasi untuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Tritis dan Nglinggo bertema “Motivasi Teamwork Sinergi Pengelola Desa Wisata untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat” yang diselenggarakan di rumah Kepala Dusun Nglinggo Barat. Dalam kesempatan itu tim pengabdian kepada masyarakat menghadirkan motivator, Bayu Satriya Wicaksana dan Ketua Komunitas Mata Air yang mengelelola Pasar Papringan Temanggung, Imam Abdul Rofiq sebagai pembicara.
“Kami sangat terkesan sekali dengan materi yang diberikan. Lebih khusus penekanan tentang sulitnya merubah pola pikir masyarakat bahwa pariwisata bisa menghadirkan kesejahteraan jika dikelola dengan satu visi. Selain itu, PR besar bagi kami untuk bisa memotivasi diri bahwa membangun pariwisata yang tidak melulu karena uang,” tutur Kepala Dusun Nglinggo Barat saat sesi tanya jawab.
Text: Humas DBSMB
Foto: Tim Pengabdian DBSMB