Materi pada sesi pertama disampaikan oleh Puspita Ayu Permatasari, Ph.D (c) yang merupakan koordinator Riset Teknologi iWareBatik, UNESCO Chair Universita della Svizzera italiana, Switzerland, yang merupakan pusat inkubasi teknologi untuk situs warisan budaya, warisan budaya tak benda, dan pariwisata. Ayu menjelaskan bagaimana iWareBatik menjadi sebuah kontribusi UNESCO dalam pelestarian batik di era digital. Ayu juga menceritakan perjalanan personal dari batik menuju dunia teknologi yang melahirkan iWareBatik ini. Platfom ini yang menjadi sarana pengenalan mengenai tradisi batik yang ada di daerah kepada khalayak umum, sehingga dapat membantu desa dalam mempromosikan serta menjaga tradisi batik di desanya.
Pemaparan materi selanjutnya dilanjutkan oleh I Wayan Wardika, yang menjelaskan bagaimana sebuah desat adat dapat menjadi sebuah desa wisata dengan menampilkan berbagai aktivitasnya, termasuk aktivitas budaya untuk memperkenalkan kembali kekayaan budaya asli masyarakat Bali. Kemudian, M. Edi Saputro, dari desa adat Osing, ingin memperkenalkan kembali budaya Osing yang selama ini memiliki citra yang kurang bagus di masyarakat. Kang Edai tersebut merupakan salah satu anak muda penggerak desa wisata, ketika lulus kuliah langsung mengabdikan dirinya dalam pengembangan desa wisata di wilayahnya. Kondisi pariwisata di era pandemi juga dibahas oleh dua narasumber dari desa adat tersebut. Menurut Bli Wayang, era pandemi malah membuka peluang bagi pariwisata desa untuk maju, karena regulasi mengenai pembatasan jumlah pengunjungan dan keharusan aktivitas luar ruang di era pandemi menjadi kekuatan dari desa yang mayoritas aktivitasnya merupakan aktivitas luar ruang dengan luasan lokasi aktivitas yang memadai. Sesi diakhiri dengan tanya jawab dan foto bersama
Teks : Yuni (Humas DBSMB)