• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Email UGM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada DEPARTEMEN BAHASA, SENI, DAN MANAJEMEN BUDAYA
Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sambutan Ketua Departemen
    • Visi dan Misi
    • Sejarah
    • Struktur Organisasi
    • Pengelola
    • Tenaga Pendidik
    • Tenaga Kependidikan
  • Pendidikan
    • Kalender Akademik TA 2024/2025
    • Program Sarjana Terapan
      • Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi
      • Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata
      • Program Studi Bahasa Inggris
      • Program Studi Bahasa Jepang
    • Program Magister Terapan
      • Pengembangan Atraksi Wisata
  • Kemahasiswaan
    • Pengumuman
    • Pelayanan Mahasiswa
      • Permintaan Surat Akademik
      • Surat Aktif Kuliah
      • Surat Bebas Perpustakaan
      • Prosedur Pendaftaran Yudisium
      • Alur Pendaftaran Wisuda
      • Ketentuan Foto Wisuda
    • Kegiatan Mahasiswa
  • Alumni
    • Sertifikat Akreditasi
    • Tracer Study For User
      • Kuesioner Pengguna Lulusan DBSMB
      • HASIL DAN ANALISIS TRACER STUDY
  • Penelitian & Pengabdian
    • Informasi Penelitian
      • Pengumuman Hibah Penelitian Damas 2022
      • Pengumuman Penerima Hibah Penelitian Damas 2022
    • Informasi Pengabdian pada Masyarakat
      • Pengumuman Hibah Pengabdian Pada Masyarakat Damas 2022
      • Pengumuman Penerima Hibah Pengabdian Pada Masyarakat Damas 2022
    • Karya Penelitian Dosen
    • Jurnal DBSMB
  • Pendaftaran MaBa
  • Survei Layanan
    • Kuesioner Kepuasan Pemangku Kepentingan
    • Kuesioner Pengguna Lulusan DBSMB
    • Kuesioner Kepuasan Mitra Kerja Sama
    • Kuesioner Kepuasan Kegiatan Pengabdian DBSMB
    • Kuesioner Kepuasan Mitra Pengabdian DBSMB
    • HASIL DAN ANALISIS TRACER STUDY
    • Hasil Analisis Kepuasan Pemangku Kepentingan
  • Beranda
  • Berita Utama
  • Menilik Pengembangan Fintech di Cina

Menilik Pengembangan Fintech di Cina

  • Berita Utama, Rilis Berita
  • 29 July 2021, 15.02
  • Oleh: Admin DBSMB
  • 0
Virtual Conference
Virtual Conference

Yogyakarta, 29 Juli 2021- Fintech merupakan sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi. Mengutip OJK, Produk fintech biasanya berupa suatu sistem yang dibangun guna menjalankan mekanisme transaksi keuangan yang spesifik. Berkembangnya fintech di Cina memang masif dibuktikan dari mobile payment, pinjaman online, asuransi, dan investasi yang kesemuanya dilakukan secara digital, demikian disampaikan Jingzi Chen, Ph.D pada acara “International Conference on Technology for Sustainable Development” (ICTSD), Selasa (27/7) lalu. Dalam beberapa tahun terakhir fintech berkembang dengan pesat di Cina. Kecepatan inklusi dimulai pada kisaran 33.6 di 2011 namun di 2020 inklusi meningkat 10 kali lipat mencapai 334. “The annual transaction grow from nearly 14 trillion in 2013 to 277 in 2018. The growth rate is around 80% which is massive,” jelasnya.

ICTSD digelar Sekolah Vokasi UGM selama 2 hari (27-28 Juli 2021) dengan mengambil tema “Challenges and Applied Innovations for Accelerating the SDGs”. Terdiri dari 3 simposia, klaster Sosio-ekonomi dan Humaniora mengundang 2 invited speakers, Jingzhi Chen, PhD dari Sun Yat Sen University (China) dan Miguel Escobar Varela, PhD dari National University of Singapore.

Lebih lanjut Chen menambahkan, perkembangan fintech bermula pada bisnis mobile payment dimana suatu pembayaran dilakukan secara nontunai dengan menggunakan perangkat ponsel. Pembayaran nontunai seperti ini akan sangat bermanfaat pada “Winter Olympic” yang akan diselenggarakan di Tiongkok. Bahkan, transfer value dapat dilakukan tanpa rekening bank dan tanpa internet. Fintech juga sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Tionghoa tidak hanya di perkotaan namun juga di daerah pesisir. Tercermin pada penggunaan kode QR dalam kesehariannya baik sebagai indikator kondisi kesehatan maupun ketika seseorang memasuki gedung, stasiun, hingga restoran.

Tingginya kebutuhan pelayanan keuangan membuat industri keuangan tradisional Tiongkok kewalahan hingga kekurangan pasokan. Di sisi lain, fintech menyediakan kenyamanan dan pelayaan keuangan bagi UMKM ataupun rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Selanjutnya, berkembang pesatnya teknologi digital seperti cloud computing dan big data analysis membuat perusahaan perbankan online dapat mengendalikan dan meminimasi risiko keuangan. Selain dua aspek terebut, longgarnya regulasi keuangan menjadikan fintech di Tiongkok berhasil berkembang.

Mengakhiri paparannya, Chen menyimpulkan bahwa pengembangan fintech mampu meningkatkan layanan keuangan, tetapi juga tidak mustahil dalam menciptakan risiko keuangan dan masalah sosial misalnya berkurangnya jumlah investor. Selain itu, kerangka peraturan dan alat kebijakan baru untuk memantau pasar perlu dirancang sedemikian rupa tanpa mengesampingkan pentingnya keseimbangan dari inovasi dan stabilitas.

Teks & Foto: Madina Atvia Nindar
Editor: Dewi Cahya Ambarwati

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Berita Terakhir

  • Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode IV 2025
  • Periode Pengisian Pra KRS Gasal TA 2025/2026
  • GASITA SV UGM TAMPIL MEMBANGGAKAN SEBAGAI PERWAKILAN INDONESIA DALAM ENSEMBLE OF GAMELAN 2025 DI MALAYSIA
  • Informasi Pelaksanaan Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode Mei 2025
  • Perkuat pemahaman budaya kerja, Prodi Bahasa Jepang Kombispro kembali gelar Japanese for Business Communication Series #3
Universitas Gadjah Mada

Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya
Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
Sekip Unit 1 Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta, Indonesia. 55281
dbsmb.sv@ugm.ac.id
+62 (0274) 589750
+62 (0274) 589750

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY