
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada baru saja mengadakan konferensi internasional bertajuk “2nd International Conference on Technology for Sustainable Development (ICTSD 2021)”, beberapa waktu lalu. Acara ini digelar sebagai bentuk kontribusi dalam pembangunan perkelanjutan dengan memberikan wadah bagi para akademisi untuk mendiseminasikan hasil penelitian mereka.
Pada sesi presentasi klaster Socio-economic and Humanities, Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi menjadi salah satu presenter yang berkesempatan menyampaikan penelitiannya yang berjudul To What Extend Kuliah Kerja Nyata Realize the SDGs? Offering Activity Models and Methods for Measuring the Impact of Gadjah Mada University’s Online Community Empowerment Educational Program from the Beneficiary Perspective. “KKN merupakan salah satu kurikulum wajib dari UGM sejak tahun 1971 yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat untuk berbagi ilmu yang telah dipelajari di kampus”, mengawali presentasi. Program ini diikuti oleh mahasiswa tahun ketiga yang telah menyelesaikan minimal 100 sks. Setiap kelompok mahasiswa yang terdiri dari 20-30 orang akan melaksanakan program di masyarakat selama 50 hari. Mereka kemudian dibagi menjadi 3-4 kelompok kecil. “Program ini dirancang untuk mempercepat pencapaian SDGs di Indonesia sebagai bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi. Dalam setahun UGM mengirimkan 4 gelombang program ini. tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia”, jelasnya.
Terkait dengan situasi pandemi, Ghifari juga menyoroti bahwa mahasiswa tidak bisa diterjunkan langsung ke masyarakat karena adanya pembatasan pergerakan masyarakat guna mencegah penularan covid 19. Semua program sejak tahun 2020 diadakan secara virtual. Mahasiswa pun tidak dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat di lokasi masing-masing tetapi harus menggunakan perantara media. Meski serba terbatas akibat pandemi, mahasiswa tetap dituntut untuk menghadirkan program-program yang berdampak pada masyarakat.
Seperti yang telah disampaikan dalam simposium, salah satu dosen di Prodi Bisnis Perjalanan Wisata DBSMB SV ini, program KKN dirancang untuk mempercepat pencapaian SDGs di Indonesia. Namun, seberapa efektifkah program ini dalam menjawab tantangan SDGs? Program di Patuk setidaknya dapat menjawab beberapa tantangan SDGs, antara lain kesehatan yang baik, pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang baik dan pertumbuhan ekonomi, dan kehidupan di darat. Ghifari menyimpulkan bahwa ada 41,90% masyarakat Ngoro-oro dan 76,09% masyarakat Nglanggeran yang merasakan manfaat dari kegiatan UGM.
Teks: Isti Farida Ramadhani & Madina Atvia Nindar
Foto: Madina Atvia Nindar
Editor: Dewi Cahya Ambarwati