Rendahnya pemahaman bacaan ini diasumsikan karena peserta tes tidak dibekali dengan pengetahuan yang memadai tentang pemahaman wacana. Selama ini, pembelajaran lebih berfokus pada penguasaan kosakata dan tata bahasa, tanpa memperhatikan aspek yang lebih luas, yaitu wacana, seperti genre teks, tujuan teks, dan cara penulis menyusun sebuah teks untuk mencapai tujuannya. Tanpa pemahaman ini, peserta kesulitan menavigasi teks yang kompleks dan menangkap makna secara utuh.
Merespons tantangan tersebut, tim peneliti dari Program Studi Bahasa Jepang untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional melakukan riset untuk memetakan jenis teks, struktur, dan pola kebahasaan yang muncul dalam soal-soal bacaan JLPT N3. “Penelitian ini tidak hanya sekadar mengkategorikan jenis teks, yang muncul pada tes JLPT, tetapi juga membedah bagaimana teks-teks tersebut disusun secara bertahap (staging) dan bentuk-bentuk tata bahasa seperti apa yang dominan digunakan dalam setiap jenisnya,” jelas Sa’idatun Nishfullali, ketua tim penelitian. Dengan menganalisis soal-soal teks bacaan pada JLPT di rentang tahun 2019-2024, peneliti berharap dapat mengidentifikasi struktur dan pola kebahasaan di setiap jenis teks.
Diharapkan, hasil penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi para calon peserta tes. Dengan melakukan pendekatan genre untuk memahami teks, para calon peserta tes diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan mereka secara signifikan, yang pada akhirnya akan memperbesar peluang kelulusan dalam JLPT N3. Selain itu, hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan kontribusi teoretis di bidang linguistik terapan dan pengajaran bahasa Jepang, yakni untuk menyusun strategi pembelajaran dan materi persiapan JLPT yang lebih efektif.
Penulis: Sa’idatun Nishfullayli