Saat acara dibuka pada pukul 13.00 WIB peserta yang bergabung melalui zoom meeting telah mencapai ratusan. Bertugas selaku pembawa acara Andri Handayani, S.S., M.A., moderator Alfelia Nugky P, S.S., M.A., dan Vincentius Tangguh A.N., S.Pd., M.Hum. selaku pembahas kedua. Ketiganya merupakan dosen di Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya (DBSMB) SV UGM. Sementara itu, pembahas pertama adalah Andityas Prabantoro, alumni Sastra Perancis UGM yang kini berkecimpung di dunia kepenulisan serta linguistik sebagai penerjemah serta pernah menjadi editor penerbit Mizan.
Acara itu berlangsung kurang lebih dua jam, pembahasan buku berlangsung dengan cukup sumringah. Ketua DBSMB, Dr. Endang Soelistyowati, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan betapa pentingnya ketrampilan copywriting di era industri digital seperti saat ini. “Copywriting ampuh sekali untuk menaikkan penjualan produk jasa barang yang kemudian menjadi trend di antara kita,” paparnya. Sementara itu, Dr. Ir. Agus Maryono selaku Dekan SV UGM menyampaikan apresiasi karya copywriting pada level dunia. “Jadi, Indonesia itu dengan berbagai macam kebhinekaan alam dan budayanya itu ternyata bisa menembus penjualan copywriting (dunia),” jelasnya. Dirinya berkaca pada penyelenggaraan Frankfurt Book Fair pada 2014 lalu saat beliau ditugaskan sebagai ketua pameran.
Buku karya Drs. Muslikh Madiyant, M.Hum. ini memiliki keistimewaan tersendiri karena memuat dua bagian, yaitu teori dan praktik. Selain itu, buku ini juga memaparkan evolusi dunia periklanan sejak era pramodern sampai sekarang. Demikian disampaikan oleh moderator acara, Alfelia Nugky P, S.S., M.A., saat bercerita tentang pengalamannya membaca karya ini. Sementara itu, dalam paparannya, Andityas Prabantoro menyampaikan bahwa ada dua hal spesial dari karya ini yang membedakannya dengan karya-karya lain. Pertama adalah penggunaan contoh serta referensi yang berasal dari Perancis. Hal ini tak lain lantaran latar belakang penulis sebagai seorang akademisi Sastra Perancis.
Hal ini amat berbeda dengan kebanyakan penulis copywriting nasional yang cenderung berkiblat kepada referensi berbahasa Inggris. “Di Indonesia lebih banyak orang meng¬ambil referensi tentang copywriting dari sumber-sumber berbahasa Inggris, dari Amerika atau dari Inggris. Nah, kenapa kalau Perancis jadi istimewa? Karena menurut saya ada perbedaan gaya dalam mendekati copywriting dan storytelling di tiap-tiap budaya yang kemudian dicurahkan dalam bentuk iklan. Menurut saya, (gaya) Perancis itu mencerminkan ciri atau selera Eropa yang lebih implisit bila dibandingkan dengan gaya Amerika Serikat,” ulasnya. Ia memberi contoh komparasi film dan juga gaya periklanan Jepang serta Indonesia. Selain itu, ia menambahkan unsur spesial lain dari buku ini, yaitu kemampuan penulis untuk menjembatani mahasiswa-mahasiswa ilmu linguistik untuk dapat memasuki dunia copywriting secara lebih mulus.
Pada pembahasan kedua, Vincentius Tangguh A.N., S.Pd., M.Hum. memaparkan pengalamannya membaca karya ini dan mengaku mendapat sajian baru dalam dunia copywriting. Menurutnya, kebanyakan teori seputar copywriting disajikan dengan berbagai sudut pandang serta ukuran-ukuran yang memberatkan pembaca. Sementara itu, karya ini diakuinya lebih menuntun pembaca kepada dunia copywriting dari sudut pandang linguistik yang ia rasa lebih ramah. “Kalau pemerintah tidak mengizinkan kita mudik, membaca buku ini saya seperti mudik, pulang ke rumah,” ungkapnya beranalogi.
Selepas kedua pembicara memaparkan ulasannya masing-masing, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Beragam pertanyaan menarik datang dengan berbagai persoalan yang berbeda. Karena banyaknya pertanyaan dan keterbatasan waktu, panitia memutuskan untuk tidak meminta kepada pembicara untuk menjawab sebagian pertanyaan melalui kolom komentar. Di akhir acara penulis karya, Drs. Muslikh Madiyant, M.Hum. dipersilakan untuk menyampaikan beberapa pesannya kepada hadirin terkait buah karyanya. Setelahnya, dua alumni Sastra Perancis UGM yang juga mantan anak didiknya berkesempatan untuk menyampaikan ucapan terima kasih serta apresiasi bagi dirinya yang segera menjalani masa purnatugas. Terakhir, acara ditutup dengan pembagian doorprize berupa dua puluh buku gratis bagi partisipan yang beruntung.
Teks: M. Khoirul Imamil M
Foto: Humas DBSMB