Rabu (25/10) lalu, mahasiswa angkatan 2017 Program Studi Diploma Kepariwisataan mengunjungi Aziza Syariah Hotel Solo. Kunjungan ini dalam rangkaian kuliah lapangan gabungan antara Agama Islam, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Lebih, khusus, dipilihnya Aziza Syariah Hotel Solo karena mahasiswa ingin mempelajari manajemen akomodasi syariah.
“Dua tahun terakhir kita mengunjungi Syariah Hotel Solo yang merupakan hotel syariah terbesar di Asia Tenggara. Namun, karena pada 25 Oktober yang lalu sedang penuh, maka kita alihkan ke Aziza Syariah Hotel Solo yang dikelola oleh Horison,” tutur Ghifari Yuristiadhi, M.A., pengampu mata kuliah Agama Islam di Prodi Diploma Kepariwisataan.
Dalam kunjungan tersebut mahasiswa berkesempatan untuk mengikuti hotel tour dengan berkeliling ke setiap sudut hotel, termasuk di dalamnya kamar, restoran, kids pool, dan mushalla yang menjadi penciri hotel syariah. Hotel tour tersebut didampingi oleh marketing dan staf Aziza Syariah Hotel.
Perbedaan hotel syariah dan konvensional yang menonjol antara lain adanya pengecekan identitas/surat nikah/foto nikah bagi pasangan laki-laki dan perempuan yang check in juga disediakannya fasilitas ibadah di kamar seperti sajadah, sarung, mukena, al-Quran, petunjuk kiblat dan kran wudlu.
Selain itu, makanan yang disajikan sudah memenuhi standar kehalalan yang ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia. “Pihak hotel tidak berani menyajikan menu baru yang sebelumnya belum disertifikasi oleh MUI,” tutur salah satu mahasiswa Diploma Pariwisata. Bahkan, ia menambahkan, labelisasi nama makanan yang identik dengan sesuatu yang haram, seperti bakpao (bak artinya babi) dihindari oleh pihak manajemen.
Hal lain yang menarik dari Aziza Syariah Hotel adalah tidak diberikannya bagi karyawan perempuan shif malam. Hal ini untuk menghormati tugas perempuan di rumah sebagai istri dan ibu bagi suami dan anak-anaknya. Selain itu, perempuan juga tidak dibebani dengan tugas yang berat seperti housekeeping.
Setelah dari Aziza Syariah Hotel Solo, rombongan melanjutkan perjalanan ke Puro Kadipaten Mangkunegaran dan Museum Purbakala yang menjadi World Heritage, Sangiran.
teks: Humas DBSMB
foto: Azizah Hotel Solo