Dalam pelaksanaannya, mahasiswa Sarjana Terapan Bahasa Inggris UGM angkatan 2021 bekerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya yakni Parami University dan Yangon University, Myanmar. Tak hanya itu, para mahasiswa juga turut mengundang empat group presenter dari beberapa universitas di Indonesia. Dua group presenter diantaranya merupakan mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Bahasa Inggris UGM angkatan 2022 yang masing-masing terdiri dari tiga mahasiswa. Adapun dua group presenter lain merupakan empat mahasiswa dari Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka, Nusa Tenggara Timur, serta tiga mahasiswa dari Universitas Udayana, Bali.
Sesi pertama dalam acara webinar ini dimulai dengan pemaparan materi dari Guest speaker, Saw Simon (Yangon University). Dalam kesempatan tersebut, Mr. Simon menceritakan mengenai salah satu suku asli dari Myanmar yaitu Suku Karen dan keunikan dari kesenian tradisional yang dimiliki oleh suku tersebut, seperti tiga bahasa utama, bendera, lagu kebangsaan, tarian, sarung, pakaian adat, alat musik, serta kebudayaan orang Karen dalam kesehariannya.
Selanjutnya, sesi kedua dimulai dengan penyampaian materi dari mahasiswa UGM dengan tema “Pigs and Mentawaians: A Cultural Exploration of a Unique Relationship”. Lalu, sesi kedua dilanjutkan dengan penyampaian materi dari mahasiswa Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka yang mengusung tema Transference of Knowledge through Traditional Art of Indigenous of East Flores (Nusa Tenggara Timur). Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Universitas Udayana sebagai presenter terakhir yang mengangkat isu tentang “The Impacts of Mass Tourism on The Sacrality of Hindu Temples“.
Acara yang dimeriahkan oleh 80 peserta zoom dari berbagai kalangan dan instansi ini berlangsung secara tertib dan interaktif. Kemudian, pemaparan materi terkait salah satu kebudayaan dari Myanmar, Mentawai, Bali, dan Jawa membuat audiens memberikan banyak pertanyaan kepada guest speaker dan presenters dikarenakan setiap materinya memiliki keunikan yang berbeda-beda sehingga memantik partisipan untuk bertanya dan mencari tahu. Terlebih dari itu, melalui acara webinar ini diharapkan para peserta dapat menambah wawasan mengenai kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia maupun di luar negeri, khususnya Myanmar, serta mampu menumbuhkan rasa cinta dan ketertarikan untuk terus mempelajari, melestarikan, dan menjaga budaya-budaya yang ada.
Teks: Muhammad Sultonan Naashiro, Putri Ripka Prima Hutabarat
Foto: Salma Azzahra Lesmana
Editor: Dewi Cahya Ambarwati