“Kami menyelenggarakan kegiatan ini karena selama ini saat prakek kerja lapangan (PKL), mahasiswa berangkat sendiri, pulang sendiri. Kontrol dari kami selama proses PKL belum cukup baik. Setidaknya melalui forum sarasehan ini, mitra PKL dapat memberi masukan pelaksanaan PKL kami,” tutur Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, Manajer yang membidangi Kerjasama di DBSMB, saat membuka forum dialog usai paparan tentang peluang kerjasama yang bisa dikembangkan bersama.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Ketua DBSMB, Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd., menyampaikan terima kasih atas kehadiran seluruh mitra dalam sarasehan ini. Dr. Endang melanjutkan sambutannya dengan paparan tentang profil departemen. Juga betapa pentingnya industri bagi pendidikan vokasi.
Dekan Sekolah Vokasi, Wikan Sakarinto, M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa mulai tahun ini Sekolah Vokasi UGM tidak lagi membuka Diploma III dan hanya membuka Diploma IV. Dalam sambutan dan paparannya, Dr. Wikan menekankan bahwa di Sekolah Vokasi yang menjadi pembeda dengan program sarjana ada mencetak lulusan dengan kompetensi. Kompetensi ini lah yang menentukan kualitas lulusan saat berada di industri.
Dalam sesi dialog, DBSMB mendapat banyak masukan untuk perbaikan kualitas praktek kerja lapangan. Di antaranya diperlukannya kurikulum magang yang disepakati antara industri dan Sekolah Vokasi. Dalam rangka menindaklanjuti usulan tersebut, DBSMB akan mengundang kembali mitra untuk membahas kurikulum magang dalam workshop. Masukan lain dari industri yang sempat disampaikan dalam sesi dialog adalah perlunya pembekalan singkat sebelum magang sehingga ada modal yang dibawa mahasiswa, modal tersebut menyangkut ketrampilan teknis maupun soft skills dan mental yang kuat.
Sarasehan tersebut dirangkai dengan penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Sekolah Vokasi UGM dan lima mitra DBSMB, yakni Museum Affandi, Radio Swaragama FM, Hotel Grand Keisha, Hotel Mercure, dan Hotel Greenhost.
Foto: Humas SV
Text: Humas DBSMB