Waluyo, S.S., M.Hum. dan Ahmad Muam, S.S., M.Sc. menghadiri Kongres Forum Perguruan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) ke-V yang diselenggarakan di Universitas Airlangga, Surabaya pada (16-19/10) yang lalu. Kongres tahunan ini diikuti oleh kurang lebih 150 peserta dari 113 universitas/institut/sekolah tinggi/akademi se-Indonesia. Salah satu hasil kongres ini adalah pergantian Ketua FPTVI yang pada tahun sebelumnya dijabat Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec. (Institut Pertanian Bogor), beralih kepada ketua baru Prof. Dr. Widi Hidayat, M.Si ., Ak., CA., CMA. dari Universitas Airlangga.
Dalam laporan tertulisnya, Ahmad Muam, Dosen Program Studi Bahasa Inggris DBSMB melaporkan bahwa hari pertama (16/10) pagi dilaksanakan Pembukaan dan Kongres Vokasi Nasional di Aula Garuda Mukti Gedung Manajemen lantai 5 Kampus C Universitas Airlangga yang malam harinya dialnjutkan welcome dinner di Hotel Wyndam Surabaya yang diikuti oleh peserta kongres dan seminar internasional. Hari kedua (17/10) dilaksanakan Seminar Internasional (1st International Conference on Vocational Innovation and Applied Sciences) di Hotel Wyndham dan nonton bareng Film Tengkorak, film garapan civitas akademika Sekolah Vokasi UGM di Grand City Surabaya.
Hari ketiga dan keempat (18-19/10), lanjut Muam, dilaksanakan Final Olimpiade Mahasiswa Vokasi Nasional dan Expo produk Vokasi di Airlangga Convention Center Kampus C dan Fakultas Vokasi Kampus B Universitas Airlangga. Sedangkan hari terakhir (19/10) diselenggarakan penutupan keseluruhan acara berupa Penampilan Yovi-Nuno bersama BEM Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
General session di hari pertama dalam rangkaian pembukaan Kongres diisi oleh Rudy Salahuddin (Deputi IV Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Ekonomi dan UMKM), Denni P Purbasari (Deputi III Kepala Staff Kepresidenan), dan H. Soekarwo selaku Gubernur Jawa Timur periode (2013-2018). Pembicara yang direncanakan sebelumnya Dr. Darmin Nasution (Menko Perekonomian) digantikan Rudy Salahuddin sedangkan Jenderal Moeldoko digantikan oleh Denni P Purbasari.
Rudy Salahuddin menekankan pada program presiden pada tahun 2018 dan 2019 yang fokus pada peningkatan SDM yang sebelumnya fokus pada infrastruktur, dengan kondisi bahwa Indonesia masih peringkat 65 dari 130 negara dalam ukuran produktivitas dan angkatan kerja Indonesia yang didominasi oleh lulusan SD kebawah sebanyak 60% dan faktor pendorong lainnya. Rudy menekankan bagaimana pendidikan vokasi bisa merespon hal tersebut dengan menjadi institusi yang mampu menyiapkan tenaga kerja siap pakai dengan syarat perubahan regulasi seperti system akreditasi, sertifikasi kompetensi dan juga perubahan kurikulum. Pendidikan vokasioanal saat ini tidak bisa bergerak bebas sesuai khittohnya karena terbelenggu kebijakan kebijakan yang dirancang untuk pendidikan akademik. FPTVI diharapkan menjadi penyambung lidah dari kondisi lapangan ke kementerian terkait atau Presiden.
Pembicara lain, Denni P Purbasari menyampaikan perlunya penyelarasan kurikulum dengan perkembangan industry 4.0 yang dicirikan dengan artificial intelligence namun mengajak berefleksi bersama tentang seberapa siap industri dan pendidikan tinggi untuk menyesuaikan diri dengan industry 4.0. Ia mengasumsikan dalam waktu dekat hampir tidak ada industri lokal (skala kecil –red) atau perguruan tinggi yang mampu. Yang mampu hanya perusahaan besar. Dengan begitu perlu championing, atau melakukan spesialiasi , penunjukkan PT tertentu sebagai percontohan dalam satu bidang yang benar benar mendekati industry 4.0. selain juga karena alasan biaya yang sangat mahal untuk mengembangkann perguruan tinggi dengan kualifikasi tersebut.
Pembicara terkahir, H Soekarwo menyampaikan perlunya advokasi pendidikan vokasional secara umum dengan penguatan pendidikan vokasional di level SMK dan setaranya yang disebut dengan dual track strategy. Lebih khusus untuk sekolah sekolah berbasis yayasan keagamaan yang jumlahnya sangat banyak yang tidak ditemui di provinsi lain, seperti yang dilakukan dengan meyediakan hari untuk praktik kerja bagi madrasah madrasah di pondok pesantren Madura. Hal ini dilakukan untuk merespon demografi Jawa Timur yang hampir mencapai titik tertinggi pada tahun 2019, lebih dulu dari puncak bonus demografi di Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2030.
“Secara umum , (dalam kongres ini) dirumuskan rekomendasi rekomendasi untuk program kerja kepengurusan selanjutnya dalam bidang pembinaan prodi sejenis, bidang pembinaan kelembagaan, bidang pembinaan akreditasi dan sertifikasi, bidang pembinaan karya ilmiah dan publikasi dan bidang pembinaan kompetisi mahasiswa,” tutur Ahmad Muam.
Selain dua dosen DBSMB, delegasi Sekolah Vokasi UGM lain yang hadir dalam kongres FPTVI tahun ini adalah Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, Wakil Dekan Bidang PPM, Silvi Nur Oktalina, Dekan Sekolah Vokasi (2011-2016) yang juga menjadi Ketua FPTVI pertama dan kini menjadi Dewan Penasehat, Hotma Prawoto Sulistiyadi, Nabilla Kusuma Vardhani, Manajer Humas SV, dan empat dosen dari Departemen Ekonomika dan Bisnis SV UGM.
Text: Ahmad Muam
Foto: Humas SV