Pada Sabtu-Selasa (22-25/9) yang lalu 25 mahasiswa Program Studi Kepariwisataan, Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada mengikuti field trip ke Singapura dan Malaysia. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan Program Studi Diploma Kepariwisataan dalam rangka mengenalkan backpacking sebagai model pariwisata individu dan mengenalkan transportasi yang integral mulai dari Airport, stasiun, dan terminal bus yang sudah terbangun baik di Singapura dan Malaysia yang begitu memudahkan wisatawan sehingga angka kunjungan mereka bisa jauh melampaui Indonesia.
Dengan didampingi dua orang dosen, Handayani Rahayuningsih, M.Sc. dan Ghifari Yuristiadhi, M.A., 25 mahasiswa berangkat dari Bandar Udara Adisucipto, Yogyakarta menuju Changi Airport di Singapura pada Sabtu (22/9). Selesai proses imigrasi, rombongan menuju stasiun MRT di terminal 3 Changi kemudian melanjutkan ke kawasan Bugis. Di dua hostel di kawasan inilah rombongan menginap. Dipilihnya hostel karena pertimbangan budjet yang lebih ekonomis meningat harga yang serba mahal di Singapura, juga mengedukasi mahasiswa konsep hostel yang berbeda dengan hotel.
“Hostel mendidik penghuninya untuk peduli, berbagi dan empati. Ini nilai penting bagi seorang backpacking yang kami ditekankan kepada mahasiswa kami,” tutur Ghifari Yuristiadhi kepada Humas DBSMB.
Hari pertama, mahasiswa mengeksplore Singapura dengan menggunakan transportasi umum, LRT dan bus serta berjalan kaki dari satu destinasi ke destinasi lain, mulai dari Sentosa Island, China Town, dan Garden by the Bay. Sedangkan hari kedua mengeksplore Jubille Walk di pinggiran Sungai Singapura hingga Merlion Park. Jelang siang, rombongan menuju terminal bus di Bugis untuk menuju Larkin Sentral di Johor Bahru. Proses imigrasi keluar dan masuk Singapura dan Malaysia menjadi pelajaran penting lain bagi mahasiswa.
Dari Terminal Larkin Sentral, rombongan menuju Terminal Melaka Sentral menggunakan bus. Perjalanan ditempuh dalam tiga jam. Selanjutnya rombongan kembali menggunakan bus umum Panorama Melaka menuju kawasan Stadthuys yang berjarak sekitar 30 menit kemudian berjalan menuju hostel. Malam harinya, mahasiswa mengeksplor Jonker Heritage Walk, salah satu pusat keramaian di Malaka pada malam hari. Esok paginya, rombongan mengeksplore Melaka mulai dari Stadthuys, Gereja St Paul, Museum Kustom juga menikmati perahu Jetti menyusuri Sungai Melaka.
Jelang siang, rombongan bertolak ke Kuala Lumpur kembali menggunakan bus. Jarak Kuala Lumpur dan Melaka sekitar dua jam. Setelah turun di Terminal Bersepadu Selatan (TBS), rombongan melanjutkan perjalanan dengan kereta LRT ke KL Sentral via Stasiun Masjid Jamek. Setelah check in sekali lagi di hostel, rombongan melanjutkan perjalanan ke Batu Cave dan kembali ke hostel, setelah makan malam di sekitar Central Market.
Pagi harinya setelah check out dan menitipkan tas di resepsionis, rombongan menuju ke Petronas Tower (KLCC) dan kembali ke Central Market untuk berbelanja. Sebelum tengah hari, rombongan sudah kembali menuju hostel, mengambil tas dan menuju KL Sentral untuk mengambul bus ke KLIA 2 Airport yang berjarak sekitar satu jam. Meski sempat berjibaku mengejar pesawat karena gate yang awalnya di P21 pindah ke L2, seluruh rombongan bisa tiba di Yogyakarta sekitar pukul 17.45.
Trip Singapore-Malaysia program studi Diploma Kepariwisataan ini dibagi dalam tiga gelombang: gelombang 1 pada 22-25 September, gelombang 2 pada 29 September-2 Oktober, dan gelombang 3 pada 5-8 Oktober.
Text: Humas DBSMB
Foto: Handayani Rahayuningsih