
Pada Kamis (29/7) Project Implementation Unit dan Sekolah Vokasi UGM menye-lenggarakan PIU UGM Talk Series #10 melalui Zoom. Acara tersebut bertemakan “Kolaborasi Perguruan Tinggi dengan Industri, Pemerintah, dan Komunitas dalam Mengembangkan Produk Pariwisata yang Kreatif, Inovatif, dan Berkelanjutan”.Kegiatan ini merupakan rangkaian pengenalan Center of Excellence (CoE) Culture and Tourism yang tergabung dalam Teaching Industry Learning Center (TILC) Sekolah Vokasi UGM yang menjadi wahana kolaboratif dalam pengembangan produk pariwisata. CoE tersebut mewadahi kolaborasi pentahelix bidang culture dan tourism. Kegiatan ini bertujuan untuk mem-perkenalkan TILC kepada elemen pentahelix, mengetahui implementasi kolaborasi pentahelix dalam pengembangan produk pariwisata di Indonesia, dan mengetahui peran tiap-tiap elemen dalam pengembangan produk pariwisata.

Acara ini menghadirkan 4 pembicara, yaitu Muhamad Sidiq Wicaksono, S.E., M.Sc. CHE. (Kepala Laboratorium Pariwisata/ Koordinator Center of Excellence Tourism and Culture Sekolah Vokasi UGM), Cemplon Sebastian (Kita Muda Kreatif UNESCO – Borobudur), Ferry Samosir (Deputy Project Manager Sustainable Tourism Destination Development Sustour), dan Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia), serta Dr. Nuryuda Irdana, S.P., M.M. (Moderator). Turut serta hadir dalam acara itu Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan SV UGM, Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni, dan Perencanaan Strategis SV UGM, Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional UGM, Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Pimpinan Perguruan Tinggi Pariwisata, mitra kerja sama, dinpar kabupaten kota atau provinsi, Kepala SMK se-DIY, dosen, dan mahasiswa. Dalam acara itu juga ditandatangani Mou antara ASITA DIY dan Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD HPI DIY) dengan Sekolah Vokasi UGM.

Dalam talk series ini Pak Sandi menyatakan bahwa pengembangan produk wisata yang kreatif dan inovatif sangat mendesak dilakukan untuk memulihkan kondisi pariwisata pasca-bencana. Wisata lokal, khususnya, perlu digiatkan kembali dan dikembangkan bersama produk wisata lainnya, seperti wisata sungai, misalnya. Sungai-sungai di banyak kota besar dunia, seperti sungai di London dan di Bangkok, menjadi sumber penghasilan masyarakat yang otomatis akan bersih, kondusif, dan memiliki daya tarik tersendiri. Pandemik Covid-19 berdampak supernegatif secara global di sektor pariwisata, tidak hanya di Indonesia, di Afrika Timur Tengah, bahkan sampai ke Asia Pasifik. Indonesia masih beruntung karena memiliki wisata domestik atau wisata-wan nusantara, sementara yang lain dampaknya berat sekali. Dengan demikian, kita harus ber-gandengan tangan kembali dan bergotong royong. Pandemi memaksa kita untuk berkolaborasi meningkatkan kembali pertumbuhan wisata mancanegara. Lebih dari 34 juta masyarakat indonesia menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sehingga pemutusan hubungan kerja sebisa mungkin dihindari dengan melakukan tranformasi aktivitas dan produk wisatan nusantara. Aneka aktivitas, produk, dan potensi yang sebelumnya kita pandang sebelah mata harus segera digarap, ditangani, dan dikembangkan karena wisata nusantara mampu menyumbang penghasilan 11 miliar dolar per tahun. Demikian pandangan optimis Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang disampaikan dalam talk series kita kali ini. Informasi selengkapnya dapat dicermati dalam tautan https://youtu.be/qAsi3YYn1IY
Teks dan Foto: Humas DBSMB