Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Yogyakarta yang didominasi bentang alam pegunungan dan perbukitan. Pesona alam dan budaya masyarakat Kulon Progo banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke kabupaten ini. Salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kulon Progo adalah keunikan jelajah alam dan tradisi budaya pembuatan jamu yang telah berjalan cukup lama. Salah satu padukuhan yang menawarkan atraksi wisata jamu tersebut adalah Desa Wisata Kemiriombo, Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo. Desa wisata ini dikelola dengan model CBT (Community Based Tourism) yang melibatkan masyarak( Prakoso, et al., 2020). Berikut gambar hasil olahan empon-empon.
Masyarakat Desa wisata Kemiriombo banyak menanam empon-empon sebagai bahan dasar dalam pembuatan jamu. Ada kurang lebih 72 tanaman empon-empon yang dibudidayakan oleh masyarakat yang kemudian diolah dalam Rumah Jamu Menoreh (RJM). Tidak hanya empon-empon, desa wisata ini juga memiliki kekhasan budaya dan kuliner. Beberapa budaya lokal yang ada seperti baritan, wiwitan, jathilan, gejog lesung, dan karawitan. Sementara kuliner ada beberapa makanan yang unik seperti Sega Brongsong, Sega Wiwitan, Legondo, Geblek dan Cendol Jamu. Beberapa daya tarik tersebut kemudian dapat dibuat paket wisata yang berbasis jamu, budaya dan alam. Pembuatan paket-paket wisata tersebut berpotensi untuk menguragi kemiskinan dan kerja layak serta pertumbuhan ekonomi seperti yang dimandatkan SDGs.
Pertama adalah no poverty (tidak ada kemiskinan). Paket wisata jamu yang dibuat dalam pengabdian untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat karena paket wisata tersebut melibatkan masyarakat dalam hal penyediaan homestay, kuliner, amenitas dan atraksi jamu. Kedua adalah descent work and economic growth (kerja layak dan pertumbuhan ekonomi). Paket wisata membuka peluang masyarakat, KWT (Kelompok Wanita Tani), anak-anak muda yang tergabung dalam Karang Taruna, Kemiriombo sebagai tour guide dan penyedia amenitas. Peluang lapangan kerja yang layak terkait dengan paket wisata ini mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sehingga masyarakt dapat hidup sejahtera.
Berangkat dari paparan di atas maka pembuatan paket wisata yang berbasis jamu, budaya dan alam dapat mewujudkan penyediaa pekerjaan sehingga dua agenda utama SDGs khususnya no poverty dan descent work and economic growth.
Referensi
Agung Prakoso, A., Pradipto, E., Sani Roychansyah, M., & Setya Nugraha, B. (2020). Community-based tourism: concepts, opportunities and challenges. Journal of Sustainable Tourism and Entrepreneurship, 2(2), 95–107. https://doi.org/10.35912/joste.v2i2.563
Penulis: Fatkurrohman, Marsono, Anik Nuryani, Carlos Iban, Handayani Rahayuningsih