Ketua Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya, Dr. Endang Soelistiyowati, M. Pd., berkesempatan mewakili Universitas Gadjah Mada untuk mengikuti kegiatan Asian Youth Leadership Training Program (Lotus Asian Partner Seminar). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Center of European Studies/Jean Monnet Centre of Excellence dan International Office Sichuan University. Kegiatan ini berlangsung selama satu minggu mulai dari tanggal 24 Maret – 31 Maret 2018.
“Tujuan dari acara ini adalah untuk mempererat kerjasama yang telah berlangsung antara para anggota Program Lotus diantara negara-negara di Asia Tenggara dan di Eropa, dimana program Lotus ini telah berlangsung beberapa tahun, memperkenalkan tentang Belt and Road Initiatives (BRI) yang dulu dikenal sebagai One Belt One Road (OBOR), agar tercapainya pemahaman tentang program tersebut dari berbagai aspek seperti ekonomi, budaya, pendidikan, dan agama,” tutur Endang dalam keterangan tertulisnya.
Selain itu, lanjut Endang, tujuan acara ini untuk memperkenalkan berbagai macam beasiswa pendidikan, baik untuk program doktor maupun post-doctoral yang diberi nama BRI Scholarship. Program ini juga dalam rangka memperkenalkan tentang Universitas Sichuan yang sudah berumur 120 tahun, di kota Chengdu yang sudah berumur lebih dari 2000 tahun.
Program ini diikuti oleh 7 universitas dari benua Asia dan Eropa, yaitu Hue University, Vietnam, Hanoi University, Vietnam, Royal University of Phnom Penh, Cambodia, Yezin Agricultural University, Myanmar, Peking University, China, Thammasat University, Thailand, Universitas Gadjah Mada, Indonesia.
“Selama di Sichuan kami mengunjungi OBOR Communication Centre, bangunan yang sangat luas dan megah, untuk menampung berbagai negara yang berkenan duduk di sana, dan menjalin kerjasama dengan negara lain dalam hal teknologi terkini dan canggih. Chengdu sebagai sentral dari Provinsi Sichuan, menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, dimana jalur perdagangan China ke Eropa yang dulu ditempuh selama 45 hari, sekarang bisa ditempuh hanya dalam 10,5 hari saja, dengan menggunakan kereta super cepat. Jalur-jalur kereta tersebut ditata sedemikian rupa sehingga bisa menjangkau negara-negara di jalur perdagangan China. Dalam waktu dekat akan dibangun juga kereta api cepat, khusus untuk perdagangan, ke arah negara-negara Asia Tenggara,” tutur Endang menutup cerita.