Tahun ajaran 2020/2021 telah dimulai sejak 14 September lalu. Setidaknya 210 mahasiswa baru program regular dan mahasiswa alih program dari Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya telah melewati minggu perdana kuliah. Tidak seperti tahun ajaran baru sebelumnya, tahun ini proses perkuliahan dilaksanakan secara daring akibat dari pandemi covid-19. Namun, mahasiswa baru tetap berantusias untuk mengikuti perkuliahan. Berbagai persiapan, seperti menyiapkan laptop, ponsel pintar, kuota internet, serta buku catatan dan hal lainnya yang dapat membantu mereka berkonsentrasi selama mengikuti perkuliahan, dilakukan demi lancarnya proses perkuliahan daring.
Bagi M. Fatah Daffa dan Janu Akbar Syaifulloh, mahasiswa Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, pengalaman kuliah minggu pertama ini merupakan pengalaman baru, mengingat tahun ini merupakan tahun pertama memasuki bangku perkuliahan. Menurut keduanya, cara dan waktu belajar saat kuliah ini berbeda dengan saat Ia SMA dulu. Apalagi, dengan kuliah yang dilakukan secara daring, membuat keduanya harus menyesuaikan diri dengan lebih baik.
Selama seminggu mengikuti kuliah daring, mahasiswa mengaku menemui beberapa kendala. Daffa menyampaikan bahwa salah satu kendala yang sering ia temui yaitu jaringan internet yang kurang stabil. “Ketika jaringan internet kurang stabil, video conference menjadi patah-patah, suara juga putus-putus,” jelas mahasiswa asal Riau ini. Hal yang sama juga dialami oleh mahasiswa Alih Program Bahasa Inggris, Berlian Yamo Mbarasi Nehe. “Saya pernah telat mengumpulkan tugas karena jaringan internet sedang buruk. Saya mengabari dosen mata kuliah yang bersangkutan melalui SMS. Meskipun terlambat, saya akhirnya tetap mengumpulkan tugas,” jelas mahasiswa asal Banten ini.
Cerita lain berasal dari Chatrin Katarina, mahasiswa Alih Program Bahasa Inggris. Seperti halnya Daffa, dan Berlian, Chatrin merasakan kendala seperti koneksi internet yang buruk, kuota yang terbatas, hingga kuliah yang menurutnya kurang interaktif. Namun, mahasiswa yang berasal dari Gunungkidul ini merasakan sisi positif dari kuliah daring ini. Ia merasa memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dengan tenang tanpa gangguan dari teman sekitar. Ia juga bisa menciptakan ruang belajar dan konsep belajar yang disukainya.
Tahun ajaran baru kali ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena kuliah dilaksanakan secara daring. Meski demikian, mahasiswa tetap berharap proses pembelajaran dapat berjalan secara maksimal sehingga ilmu yang mereka dapatkan nantinya akan berguna untuk menunjang karir di masa depan. Mahasiswa juga berharap agar pandemi covid-19 segera mereda agar dapat melaksanakan kuliah secara tatap muka.
Teks dan foto : Yuni (Humas DBSMB)