Sabtu (30/9) lalu, mahasiswi Program Studi Diploma Bahasa Inggris, Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya, Sekolah Vokasi UGM, Natasha Christianti, bersama rekannya Fernandi Army dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM berhasil menjadi Juara 1 dalam 10th Ling Art Essay Competition 2017 (LAEC) yang diselenggarakan oleh Fakultas Bahasa, dan Seni Universitas Negeri Semarang.
LAEC adalah kompetisi esai tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Badan Semi Otonom Keilmiahan yang berada di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa FBS Unnes Semarang, yaitu Lingua Artistica (Ling Art). Perlombaan ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali dan merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang berpegang teguh pada tridarma perguruan tinggi. Kompetisi yang memperebutkan trofi Gubernur Jawa Tengah pada tahun ini mengusung tema “Inovasi dan Strategi dalam Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia menuju Sustainable Development Goals (SDGs) 2030”.
Kompetisi ini telah memberikan dampak positif yang nyata bagi mahasiswa UGM untuk membawa nama baik institusi dan sekaligus menjadi ajang pembuktian kualitas UGM di kancah nasional. “Prestasi yang membanggakan ini tentu saja tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik dukungan yang berasal dari internal maupun eksternal UGM. Harapan saya, prestasi ini dapat memicu bagi mahasiswa UGM lainnya untuk terus berprestasi,” ungkap Fernandi.
Program tahunan ini diikuti oleh berbagai universitas yang ada di Indonesia. Kompetisi yang diikuti lebih dari 100 peserta ini memiliki tiga tahapan seleksi, yaitu seleksi abstrak, seleksi full paper kemudian sesi presentasi dan tanya jawab oleh dewan juri kepada 15 peserta terbaik. Pada kompetisi kali ini, Fernandi dan Natasha mempresentasikan esai mereka yang berjudul “Mengoptimalkan Limbah Elektronik melalui Bengkel E-waste sebagai Upaya Sustainable Development”. Bengkel e-waste sendiri adalah inovasi mereka sendiri yang prihatin dengan limbah elektronik.
“Bengkel e-waste merupakan inovasi untuk mengoptimalkan limbah elektronik, meminimalisir dampak negatifnya terhadap lingkungan, sekaligus menjadi strategi bagi sumber daya manusia untuk pembangunan yang berkelanjutan,” kata Natasha.
text: Natasha
foto: Natasha