
Yogyakarta, 14 Maret 2020 – Pembuat konten untuk media sosial YouTube harus bijak dan jeli dalam membuat dan mengunggah kontennya baik secara strategi maupun teknis. Demikian disampaikan oleh pemateri tamu, Anggara Sri Wisnu, seorang seniman seni Jawa sekaligus aktivis YouTube atau kerap disebut YouTuber. Wisnu sendiri memanfaatkan media YouTube untuk mempromosikan Indonesia sejak tahun 2011 ketika masih bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab sebagai staf pengajar seni dan budaya. Wisnu lebih lanjut membagikan cerita dan pengalamannya serta tips terkait penggunaan YouTube di “Pelatihan Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sarana Promosi Potensi Desa” hari Sabtu lalu, (13/3).
Pelatihan ini dilaksanakan sebagai bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat 2021 oleh Tim Sublab Manajemen Seni, Budaya dan Media Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Pelatihan bersifat hybrid diselenggarakan di Balai Desa Kalirejo, Kokap, Kulon Progo pada tanggal 11 dan 13 Maret 2021 dengan salah satu sesi terjadwal daring untuk memberikan pengalaman kegiatan hybrid kepada peserta. Mentoring secara daring dilaksanakan Minggu, 14 Maret (sore) dan Senin, 15 Maret (malam). Wisnu sendiri tergabung dikomunitas Balai Budaya Minormartani yang merupakan mitra DBSMB sejak 2018 dan digandeng dalam program pengabdian ini dalam rangka aktualisasi kemitraan.
Selama sesi materinya, Wisnu memotivasi para peserta untuk memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang Kalirejo sebelum menyampaikan informasi melalui medsos. Selain itu, Wisnu menambahkan bahwa pemanfaatan YouTube sebagai sarana promosi yang positif akan mendatangkan perhatian dari masyarakat digital. “Maksimal 15 detik pertama konten harus dibuat menarik untuk mempertahankan audiens”, demikian dipaparkan Wisnu sembari mengingatkan bahwa konten yang dipandang tidak baik akan di-remove dari YouTube karena ada regulasi dan peraturan yang harus dipatuhi oleh pengguna. Ditanya oleh Prayudi, seorang peserta, tentang bagaimana cara membuat mata tidak lelah dan sakit karena terlalu lama melihat gadget atau laptop, Wisnu menjawab dengan cepat, “Hal itu kembali pada Anda bagaimana Anda mengontrol diri dalam mengelola waktu dan kegiatan dari hunting materi, editing, dan mengunggah sehingga mata dan tubuh dapat beristirahat.” Wisnu juga menunjukkan beberapa konten dikanal miliknya termasuk 2 konten dari Pak Lurah, Lana S.Pd, yang diunggah beberapa waktu lalu dan berada dihalaman pertama YouTube ketika mengetik “Kalirejo” dikolom pencari. Mengakhiri sesi ini, beberapa peserta melakukan praktek reportase tentang potensi Kalirejo.
Sebagai pemateri kedua, Agnes Siwi Purwaning Tyas dari Tim Pengabdian memaparkan tentang penggunaan aplikasi Canva yang dapat diakses melalui telepon pintar. Dibantu oleh 2 anggota tim lain, Karomah dan Dwi Novi Purnama Sari, Agnes Siwi mengajak peserta untuk praktek langsung pembuatan konten menggunakan fitur-fitur Canva. Selama praktek, antusiasme peserta tampak dari riuhnya pertanyaan seputar teknik penulisan kata-kata dan menempel foto tentang potensi seni budaya, wisata dan kehidupan sehari-hari di Kalirejo.
Dihadiri oleh 15 peserta, pelatihan ini menyasar anggota Karang Taruna Kalirejo yang diharapkan memberikan sumbangsih terhadap pengembangan Desa Kalirejo. “Dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan keterampilan berbasis IT ini, saya berharap generasi muda ini dapat mempromosikan potensi Kalirejo ke jaringan lebih luas”, demikian disampaikan oleh Pak Lana kepada Tim Pengabdian seusai pelatihan.
Teks dan foto: Dewi Cahya Ambarwati