Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Bahasa Inggris di Tebing Breksi: Menuju Keunggulan Pariwisata Global

Yogyakarta (27/6) – Salah satu Tim Penelitian dari Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya (DBSMB) SV UGM melakukan penelitian bertema Bahasa Inggris untuk Pemandu Wisata Tebing Breksi. Penelitian tahun kedua ini berkolaborasi dengan Lowo Ijo, Pengelola Tebing Breksi, dan Shiva Plateau, komunitas Jeep Driver area Breksi.Dalam era globalisasi ini, kemampuan berbahasa Inggris bukan lagi sekadar keahlian khusus, melainkan menjadi modal penting dan kewajiban, terutama di destinasi-destinasi wisata yang menarik bagi turis dari seluruh dunia. Salah satu contoh adalah Tebing Breksi di Yogyakarta, yang telah menarik perhatian luas baik dari wisatawan lokal maupun internasional. Dengan formasi batuan kapur yang unik, Tebing Breksi menawarkan pengalaman wisata alam yang menakjubkan.

 

Melihat potensi besar Tebing Breksi dalam menarik minat wisatawan, sebuah inisiatif pembelajaran dan pengembangan kompetensi berbahasa Inggris bagi staf telah digagas oleh tim riset. Menggandeng Center of Excellence (CoE) in Culture and Tourism SV UGM dan Utrecht University, Belanda, Tim Riset mengadakan workshop Bahasa Inggris yang dilaksanakan sejak tahun lalu. Tujuan utamanya adalah untuk membuat buku saku Bahasa Inggris untuk membantu staf berinteraksi lebih baik dengan wisatawan asing. Pada tanggal 24 Juni 2024, workshop ini kembali diadakan dengan fokus mengembangkan keterampilan praktis dalam berkomunikasi dengan turis internasional untuk memperkaya pengalaman wisata mereka di Tebing Breksi.

Workshop ini diikuti oleh 24 peserta dari berbagai divisi, mulai dari tim pemasaran hingga para pengemudi jeep. Peserta dibagi ke dalam empat kelompok yang dipandu oleh mahasiswa Sarjana Terapan Bahasa Inggris dari UGM yaitu; Amalia Ramadhani Putri, Catherine Ekani Putri, Fredella Geralda End, dan Leony Excellenxia Angellica, yang bertindak sebagai fasilitator dalam memberikan materi.

 

Terkait apresiasi lokakarya, Pak Kolik, pimpinan pengelola Tebing Breksi, dalam pesannya menyampaikan bahwa kemampuan Bahasa Inggris diperlukan sekali karena tamu-tamu yang hadir tidak hanya dari Indonesia. “Kita harus mengenalkan geopark ini ke komunitas global dengan maksud dan tujuan edukasi, budaya dan pariwisata. Untuk itu, kita-kita harus siap bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang baru sehingga kita harus menjadi SDM yang unggul”, lanjutnya. Tak lupa Pak Kholik mengucapkan terimakasih atas keberlanjutan kerjasama dengan DBSMB SV UGM melalui penelitian komunitas ini.

Mahasiswa-mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Bahasa Inggris yang terlibat mengakui bahwa bersinggungang langsung dengan masyarakat melalui program penelitian ini tidak hanya belajar melakukan penelitian serta meningkatkan kepercayaan diri dalam public speaking atau berkomunikasi dengan individu dengan latar belakang beragam, namun juga menguji kemampuan Bahasa Inggris mereka sendiri dalam kapasitasnya sebagai mahasiswa prodi bahasa asing.

 

#SDG4-Quality Education

#SDG8-Decent Work and Economic Growth

#SDG11-Sustainable Cities and Communities

#SDG17-Partnerships for the Goals

 

 

Teks: Amalia Ramadhani Putri, Catherine Ekani Putri, Fredella Geralda End, dan Leony Excellenxia Angellica

Photo: Dewi Cahya Ambarwati

Editor: Dewi Cahya Ambarwati