Pameran arsip ‘kertas’ merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan sejak 2014 oleh Program Studi Kearsipan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. Tujuan kegiatan ini ialah untuk melakukan implementasi teori perkuliahan, mengupayakan diseminasi informasi mengenai pengertian arsip, dan menunjukkan cara penggunaan arsip yang efektif dan efisien. Pada tahun ini pameran arsip diselenggarakan secara virtual disebabkan pandemi Covid-19. Panitia menyajikan pameran arsip yang tidak menghilangkan unsur “fisik” pameran dan tetap mempertahankan unsur estetika, pendidikan, serta tetap memberikan pengalaman baru dibandingkan dengan event pameran mana pun. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan arsip. Yang pertama adalah menelaah informasi yang terdapat pada arsip dengan mengidentifikasi informasi arsip menggunakan 4W (what, when, where, who) dan yang kedua adalah melakukan penelitian arsip yang mengandung substansi dari peristiwa yang diangkat.
Pada tahun ini pameran arsip mengangkat tema “Jejak Demokrasi Pemuda Yogyakarta”. Para pemuda telah banyak berkontribusi pada peristiwa besar dan bersejarah di Indonesia, seperti Sumpah Pemuda, Tritura, Reformasi ’98 hingga peristiwa lain yang masih ada hingga saat ini. Pemuda Yogyakarta memiliki andil dalam dinamika demokrasi di Indonesia. Tema demokrasi dapat mengajarkan kegiatan berdemokrasi yang dapat mengubah arah gerak suatu bangsa, sehingga dapat menjadi garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi rakyat yang tidak terdengar. Pameran ini disajikan dalam bentuk arsip tekstual, foto, video, dan rekaman suara. Panitia merumuskan tema pameran ke dalam bentuk demokrasi yang digunakan oleh para pemuda di Indonesia, contohnya aksi turun ke jalan, orasi, menulis aspirasi melalui poster, dan mengeluarkan pernyataan sikap di media sosial.
Pameran arsip tahun ini diadakan selama 1 bulan mulai 1 November sampai dengan 30 November 2020. Tidak hanya sebatas memamerkan arsip, pameran arsip tahun ini juga mengadakan rangkaian webinar series sebagai pelengkap acara. Rangkaian webinar series itu ialah
-Webinar Series 1 yang bertemakan “Pergerakan Pemuda dalam Demokrasi” dilaksanakan pada 1 November 2020 dengan pembicara Obed Kresna (Ketua BEM KM UGM 2018) dan moderator Ikhtiar Anugrah Hidayat (Mahasiswa Alih Program Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi).
-Webinar Series 2 yang bertemakan “Kebebasan Berpendapat di Era Digital” dilaksanakan pada 8 November 2020 dengan pembicara Fahri Salam (Redaktur Utama tirto.id) dan moderator Irfan Rizky Darajat, S.I.P., M.A. (Dosen Kearsipan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada).
-Webinar Series 3 yang bertemakan “Arsip Seni dalam Upaya Perwujudan Demokrasi” dilaksanakan pada 15 November 2020 dengan pembicara Lisistrata Lusandiana (Direktur Indonesian Virtual Art Archive) dan moderator Widiatmoko Adi Putranto, S.S., M.L.I.M. (Dosen Kearsipan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada).
-Webinar Series 4 yang bertemakan “Peran Arsip sebagai Memori Kolektif Bangsa” dilaksanakan pada 30 November 2020 dengan pembicara Jajang Nurjaman, S.Hum., M.A. (Arsiparis Muda Arsip Nasional Republik Indonesia) dan moderator Titi Susanti, S.S., M.P.A. (Dosen Kearsipan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada).
Dokumentasi dan rekaman ulang dari rangkaian opening ceremony, webinar series, sampai dengan closing ceremony dapat dilihat dalam channel Youtube Kertas UGM dan instagram account @kertas_UGM.
Konsep pameran arsip virtual ini terbagi atas tiga bagian yang didasarkan pada isu-isu pergerakan pemuda di Yogyakarta. Di bagian pertama terdapat rangkaian Peristiwa “Gejayan Memanggil” pada 1998-2020. Peristiwa ini berkaitan dengan pergerakan pemuda di Jalan Gejayan yang saat ini bernama Jalan Affandi. Isu Gejayan dimulai pada April hingga Mei 1998 yang ditandai dengan rangkaian peristiwa reformasi yang terjadi di Yogyakarta sebagai symbol perlawanan terhadap kinerja pemerintah. Pada 2019 peristiwa “Gejayan Menanggapi” dengan isu RKUHP, UU KPK, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, kriminalitas aktivis di berbagai sektor dan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani isu lingkungan dan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS). Alasan tersebut menjadi alasan pelajar, mahasiswa dan masyarakat untuk turun keJalan Gejayan. Pada 2020 dilaksanakan aksi “Gejayan Memanggil” di tengah pandemi Covid-19 yang mengangkat isu Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Di bagian kedua disajikan isu ekonomi tentang kenaikan harga BBM dan anti IMF (International Monetary Fund), sehingga mendapatkan respon dari pemuda di Yogyakarta.
Peristiwa ini terjadi pada 2014 di beberapa titik kumpul aksi, seperti di Titik Nol Kilometer dan yang paling besar di pertigaan UIN Sunan Kalijaga. Sementara itu, aksi anti-IMF berawal ketika IMF dan World Bank pada Oktober 2018 mengadakan pertemuan di Bali yang dinilai merugikan Indonesia. Pasukan Gerakan Rakyat Menentang (GARANG) melakukan aksi turun ke jalan di depan kantor DPRD DIY. GARANG menganggap bahwa kebijakan yang diputuskan pada pertemuan tersebut dinilai akan merugikan Indonesia dan hanya meng-hamburkan anggaran negara, serta memberikan imbauan kepada pemerintah supaya dapat memperhatikan permasalahan bencana alam di Lombok dan Palu. Adapun di bagian ketiga, terdapat isu agraria mengenai masalah lingkungan dan tata ruang di Yogyakarta. Pada 2017 dan 2019 terdapat penolakan pembangunan bandara baru di Kulon Progo. Rencana kegiatan ini mendapat penolakan dari warga lokal yang dibantu oleh mahasiswa yang menanggapi penggusuran lahan untuk melakukan pembangunan. Munculnya Gerakan Solidaritas Tolak Bandara (GESTOB) merupakan perwakilan dari mahasiswa dan WTT (Wahana Tri Tunggal). Pada 2016 terdapat aksi tolak bandara NYIA dan aksi Parangkusumo yang dilatarbelakangi pembangunan Geo Maritim Park.
Pameran yang dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 ini menciptakan tantangan untuk menemukan nuansa baru dalam acara ini. Pameran arsip kertas menampilkan pameran virtual menggunakan website yang menampilkan 3D mapping dengan pemilihan warna dan penyusunan tata letak yang mengesan, sehingga para pengunjung arsip dapat menikmati pameran seolah-olah ada di dalamnya. Diselenggarakannya pameran ini diharapkan agar masyarakat dapat meningkatkan kesadaran bahwa arsip merupakan komponen yang penting dalam suatu peristiwa; mengeluarkan pendapat, mengkritisi kebijakan, dan menawarkan saran yang membangun; serta meningkatkan gerakan pemuda yang mendukung demokrasi dengan cara yang cerdas dan membangun.
Teks dan Foto: Muhammad Salman Al Farisy & Novita Eka Indriana
(Panitia Pameran Arsip Kertas Universitas Gadjah Mada)