Rabu (16/10) kemarin, Program Studi Bahasa Inggris DBSMB SV UGM bekerjasama dengan VIA (Volunteer In Asia) menyelenggarakan workshop mengenai issue terhangat yakni Mental Health dengan judul “Ask Us about Anything: Mental Health”. Kegiatan dilaksanakan di Gedung iso reksohadiprodjo menarik minat peserta tidak hanya mahasiswa Sekolah Vokasi, juga mahasiswa FIB UGM, mengingat pada tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Mental Health Day.
Dalam rangka pentingnya mengenal lebih dekat masalah mental health, Prodi Inggris DBSMB SV UGM dan VIA mengadakan workshop mengusung tema serupa. Workshop berlangsung selama dua jam dipandu oleh perwakilan VIA di Jogja Sita Magfira dan pemateri oleh Rifky AP, seorang researcher pada forum KUNCI.
Pada pembukaan sesi penyampaian materi, Alumni Fakultas Psikologi Universitas Sanatha Darma ini meminta salah satu peserta untuk menjadi model atau peraga pada tes psikologi. Dipaparkan lebih banyak tentang jenis mental health oleh, Rifqy, dengan gaya santai dan rinci memperkenalkan masalah mental health dengan kisah dari seorang teman yang menjadi alasanya mengambil jurusan Psikologi. Beliau menambahkan, masalah mental merupakan akibat permasalahan oleh banyak factor yang menjadi landasan untuk perbuatan yang membahayakan, misalnya suicide. “Ketika seseorang melakukan hal yang menyimpang, biasanya ada masalah dalam dirinya,” tuturnya.
Selanjutnya, beliau juga menyampaikan bahwa kecenderungan akan hal tertentu serta lingkungan dapat mempengaruhi pola pikir terhadap apa yang kita lakukan, hal ini menjadi gagasan bagi peserta untuk lebih memperhatikan kecenderungan mereka berpikir untuk melakukan tindakan, kaitannya dengan masalah kuliah.
Kemudian, dalam sesi diskusi workshop seorang peserta membagikan pengalaman pribadinya yang mendasari pola pikir untuk memilih jurusan dan universitas. “Semacam ada tekanan karena keluarga saya sebagian besar kuliah di universitas ini”, aku seorang peserta dalam masa pencaharian kampus impian.
Pemeliharaan kegiatan dengan tema serupa memiliki alasan untuk dapat lebih segala bentuk tindakan yang dianggap abnormal, seseorang dengan masalah mental yang butuh dukungan sehingga dapat dilakukan cara preventive dan toleransi terhadap hal-hal yang tidak diharapkan akibat gejala masalah kesehatan mental.
Foto & Text: Dwi Noviani