Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya, Sekolah Vokasi UGM menggelar acara seminar secara daring (webinar) dengan tajuk “Teori dan Praktik Kearsipan”. Acara yang memanfaatkan platform webex tersebut digelar pada Sabtu, 19 September 2020 mulai pukul 10.00 WIB. Meskipun acara diselenggarakan secara online, peserta tetap antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini dilihat dari kuota yang langsung terpenuhi dalam waktu 1 jam setelah tautan pendaftaran dibuka.
Acara ini menghadirkan Waluyo, S.S., M.Hum & Faizatush Sholikhah, S. Sos., MA., sebagai narasumber dan dipandu Indah Novita Sari, M.A. sebagai moderator. Materi pada sesi awal yang disampaikan oleh Waluyo, S, S.S., M.Hum adalah mengenai upaya memahami teori dan praktik kearsipan, melalui 2 cara yaitu pengalaman dan otokritik. Ia menjelaskan bahwa awal mula penyelenggaraan program studi kearsipan adalah untuk menyiapkan praktisi atau masuk pada jenis pendidikan vokasional, dimana jenis pendidikanya lebih ditekankan pada aspek penguasaan teknis/praktik kearsipan itu sendiri. Lalu, Ia juga menyampaikan bahwa masih terdapat kesimpangsiuran pemahaman konsep-konsep dalam keilmuan ini. Harapannya, studi kearsipan dikembangkan dengan basis penelitian kearsipan dalam tradisi keilmuan yang kritis, dan berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran kearsipan dalam melindungi dan merawat memori kolektif.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi kedua oleh Faizatush Sholikhah, S. Sos., MA. yang merupakan dosen sekaligus Ketua Prodi D4 Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi. Dalam sesinya, Faizatush Sholikhah, S. Sos., MA menyampaikan contoh-contoh kasus yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mengenai peranan arsip dalam pembentukan identitas warga negara. “Kepemilikan arsip dapat merepresentasikan kekuatan sosial yang ada di masyarakat dan di lembaga tertentu.” Ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa arsiparis bertanggungjawab memastikan arsipnya akan membentuk memori kolektif bangsa berdasarkan apa yang akan disimpan atau tidak. Di satu sisi, Arsip dapat menjadi bukti penting seseorang untuk menjadi warganegara dan disisi lain dapat mengeksklusi pemiliknya. Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab bersama narasumber. Terdapat beberapa pertanyaan menarik terkait perbedaan arsip dan museum, peranan Asosiasi di bidang kearsipan, arsip personal dan arsip vital, praktik penyelamatan arsip dan bagaimana penyimpanan arsip keluarga serta bagaimana arsip bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Machmoed Effendhie, S.S., M.Hum yang berkesempatan hadir pada Webinar juga menyampaikan penelitian di bidang kearsipan terbuka luas untuk lebih banyak dikembangkan di kemudian hari.
Teks : Humas DBSMB