Pada kesempatan ini, kuliah umum yang diisi oleh Dr. Agnes Ade Ririn Dwi Haryani yang merupakan program manajer manajemen bencana di ASEAN-USAID Prospect tersebut diikuti oleh 50 orang mahasiswa dari Program Studi Sarjana Terapan Bahasa Inggris angkatan 2020.
“What is the difference between hazard and disaster?” Tanya Dr. Ririn mengawali kelas.
Ketika sekelompok masyarakat terpengaruh, maka itu adalah disaster, jelas Dr. ririn kemudian.
Mengingat Yogyakarta yang berada di ring of fire, Dr. Ririn menyarankan agar masyarakat sebaiknya menyiapkan go bag, atau tas minggat. Tas minggat ini idealnya berisi surat-surat berharga, uang, dan pakaian yang cukup untuk 2 sampai 3 minggu. Tak hanya itu, dalam keadaan siaga, semua kendaraan juga sebaiknya diposisikan menghadap keluar untuk memudahkan proses evakuasi.
“In disaster situations, rely on your local disaster agency,” tambah Dr. Ririn. Dr. Ririn juga mengingatkan mahasiswa agar aware dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dimulai sesimpel dengan mengenal tetangga dan. bergabung di grup WhatsApp lingkungan setempat agar mengetahui informasi dan situasi terkini. Kuliah umum tersebut kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab.
Teks: Kireina Geza
Foto: Dwi Noviana