Rosa Yoan Lakshita Putri, mahasiswa program studi Diploma Bahasa Jepang, DBSMB, Sekolah Vokasi UGM mengikuti program Student Exchange di National Institute Technology, Akashi College, Jepang selama 3 minggu (18 Oktober – 8 November 2018). Rosa mengikuti program tersebut bersama 3 mahasiswa Program Studi Teknologi Jaringan dari Departemen Teknik Elektro dan Informatika yaitu Yunita Anggriani Siagian, Nadiya Sekar Ayu, dan Kristian Dwi Cahya.
Rosa, sebagai satu-satunya peserta yang dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang, mendapatkan beberapa tugas mandiri di bawah arahan Professor Arakawa Hironori. Tugas pertama yaitu membuat essay dalam bahasa Jepang mengenai ketertarikan saya belajar Bahasa Jepang. Tugas mandiri kedua Rosa adalah mempresentasikan sesuatu di depan kelas. Pada kesempatan langka ini, Rosa mempresentasikan dasar agama Islam kepada murid di Akashi College sebagai bentuk pembelajaran pemahaman lintas budaya. Rosa melakukan presentasi di 4 kelas yang berbeda, yaitu kelas 1A (Arsitek), 1C (Sipil), 1M (Mesin) dan 1E (Elektro). Presentasi dilakukan dalam bahasa Jepang dengan sedikit Bahasa Inggris selama 30 menit, dan 30 menit untuk sesi pertanyaan dari masing masing murid.
Selain kedua tugas di atas, Rosa juga diberi kesempatan untuk mengikuti co-work (kerja tim). Bersama beberapa mahasiswa Jepang yang telah Professor Arakawa tentukan dari berbagai macam jurusan dan bekerja sama dengan toko roti Dans Marche, mereka menjual roti pada saat festival sekolah. Pada saat festival sekolah itu juga, Rosa bersama mahasiswa UGM yang lain mempresentasikan tentang daya tarik wisata di Indonesia kepada orang Jepang menggunakan Bahasa Inggris.
Di luar tugas-tugas tersebut, seluruh peserta program pertukaran mahasiswa juga mendapatkan kesempatan untuk menikmati suasana di berbagai kota yang ada di Jepang, misalnya mengunjungi Akashi Castle di kota Akashi, berkunjung ke Universal Studios Japan di Osaka, dan berbelanja di China town di Kobe. Mereka juga berkesempatan untuk melakukan observasi dan kuliah lapangan di Iroha Donryu Tunnel Construction di Kyoto dan di Oriental Shiraishi Corporation di Shiga. Tentu saja mereka juga menikmati kuliner Jepang seperti Akashiyaki, makanan khas dari kota Akashi, serta makanan khas Jepang seperti sushi, sashimi, dan onogiri, juga tidak ketinggalan untuk mengikuti upacara tradisional minum teh ala Jepang (cha no yu). Selain wisata kuliner, mereka juga menonton atraksi pertunjukan dari China di Akashi Hall dan mengunjungi pusat perbelanjaan di berbagai macam kota seperti Tarumi, Okubo, Akashi, Kobe, dan kota lain.
Rosa sangat bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa ini. Sebelum berangkat ke Jepang, Rosa mengaku merasa kurang percaya diri dengan kemampuan berkomunikasinya menggunakan bahasa Jepang baik untuk percakapan sehari-hari maupun untuk melakukan presentasi dalam situasi formal. Akan tetapi, dia merasakan peningkatan yang signifikan setelah mengikuti program ini. Selama berada di Jepang, mau tidak mau Rosa selalu menggunakan bahasa Jepang saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
Keramahan para siswa di Akashi College membuat Rosa semakin bersemangat untuk semakin mempelajari bahasa Jepang dan budaya Jepang. Kebiasaan dan perilaku orang Jepang, yang menurut Rosa tidak jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia. Orang Jepang juga sangat tepat waktu dalam segala situasi. Selain itu, mereka pun menghormati orang yang berbeda keyakinan, serta sangat santun dan baik. Karakter orang Jepang yang demikian membuat Rosa merasa betah selama tinggal di sana dan berharap dapat mengikuti program student exchange kembali untuk mengorek pengalaman baru di sana. Setelah itu, di masa depan, Rosa berharap dapat mengaplikasikan ilmu dan kebaikan yang dipelajarinya selama tinggal di Jepang agar bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Teks: Rosa Yoan Lakshita Putri, Lufi Wahidati
Foto: Rosa Yoan Lakshita Putri