Tim Project-based Learning (PBL) dari Center for Excellence in Culture and Tourism (CoE CT) beranggotakan 19 mahasiswa yang keseluruhannya dari Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya (DBSMB) SV UGM. Terkait keterlibatan mereka di MMP, dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Wiryanta, ST, MT, menyampaikan “MMP ini memberikan wadah bagi mahasiswa untuk berkreasi sebagai media pembelajaran serta menjadi wadah ekspresi mahasiswa dalam berkesenian”.
“Selain olah raga menggerakkan motoric, kegiatan berkesenian juga berolah rasa, dan bergerak ke dalam untuk olah jiwa”, sambungnya. Dr. Wiryanta berharap MMP ini mampu menginspirasi mahasiswa untuk latihan berbudaya, latihan berkehidupan dan bermasyarakat.
Dewi Cahya Ambarwati, Koordinator MMP Yogyakarta yang sekaligus Dosen DBSMB SV UGM, menyebut bahwa MMP berjalan selama 3 bulan dari Juni-Agustus dan ditutup pada bulan Peringatan Alzheimer se-Dunia dengan seminar gizi yang digelar Minggu, (4/9) lalu dan pentas seni. Selama proses pendampingan, MMP memfasilitasi grup lansia Metri Budaya yang rutin berlatih setiap minggu pagi di Balai Budaya Minomartani. Selain latihan rutin, ada berbagai macam kegiatan tambahan untuk mempromosikan kualitas kesehatan para lansia, seperti seminar (kesehatan dan budaya), cek kesehatan (tekanan darah, gula, kognitif), senam otak, pembagian vitamin, susu dan suplemen, serta pentas seni. “Adanya mahasiswa dan usia medium jelang lansia, membuat kegiatan ini menjadi lebih signifikan kontribusinya. Tidak hanya untuk mengantisipasi Alzheimer bagi para lansia, namun juga menjadi pengetahuan sejak dini bagi generasi yang belum memasuki usia lansia”, pungkasnya.
Pentas seni dimulai dengan 2 tari, Golek Ayun-ayun dan Gambyong Pangkur, yang diiringi oleh Grup Metri Budaya. Para penari juga terdiri dari berbagai usia. Sebagai penutup, 2 dalang beda generasi menampilkan masing-masing wayang kulit. Gymna Cahyo Nugroho, mahasiswa Departemen Ekonomika dan Bisnis, SV UGM menyuguhkan Wayang Purwa dengan lakon “Dasamuka Lena”, dan Ki Dr. Eddy Pursubaryanto memainkan Wayang Kancil “Ampak-ampak Guwa Macanan”. Lebih istimewa, pengiring kedua wayang adalah grup karawitan DBSMB Gasita yang dikoordinatori oleh Fauzia Erbin dari Prodi D4 Bahasa Inggris. Untuk memudahkan pemahaman akan acara budaya ini bagi relasi internasional, Dewi dan 2 mahasiswa melakukan terjemahan simultan ke dalam Bahasa Inggris dari awal pembukaan sampai wayang berakhir.
Teks dan foto: Dewi Cahya Ambarati