




Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Sekolah Vokasi UGM tahun 2025 di Pedukuhan Beku, Kelurahan Banjarharjo, Kalibawang, Kulon Progo memasuki tahun pelaksanaan kelima. Kegiatan tahun ini berfokus pada dua luaran utama, yaitu pembuatan video dokumentasi dan promosi wisata sejarah Nyi Ageng Serang, serta benchmarking ke desa wisata unggulan bagi warga Pedukuhan Beku. Program ini merupakan keberlanjutan dari rangkaian kegiatan sejak 2021 yang bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengembangkan wisata sejarah berbasis kearifan lokal. Dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, kegiatan ini berkaitan langsung dengan tujuan SDG’s, terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Aspek yang menonjol dari program tahun ini adalah benchmarking di Desa Wisata Wukirsari, yang ditetapkan sebagai salah satu dari 50 Best Tourism Villages in the World pada tahun 2024. Benchmarking dilakukan sebagai proses learning by experiencing, memungkinkan warga Beku belajar langsung dari praktik terbaik (best practices) pengelolaan desa wisata unggulan. Warga berdialog dengan pengelola Wukirsari mengenai manajemen atraksi, strategi pelibatan masyarakat, penataan kelompok sadar wisata, diversifikasi ekonomi melalui UMKM, serta konsistensi pelestarian budaya lokal seperti batik tulis. Aktivitas ini sejalan dengan prinsip SDG 17 tentang kemitraan multi sektor untuk pemberdayaan komunitas.
Benchmarking tidak berhenti pada kegiatan observasi pasif, melainkan diintegrasikan dengan praktik langsung seperti membatik, diskusi manajemen wisata, hingga penjajakan kerja sama antar desa yang akan dilanjutkan pada 2026. Melalui proses ini, masyarakat Beku memperoleh referensi konkret untuk memperkuat pengembangan wisata sejarah Nyi Ageng Serang, terutama dalam hal penyusunan paket wisata, peningkatan kualitas pemanduan, dan strategi pemasaran. Dampak ini menunjukkan bahwa benchmarking efektif sebagai mekanisme transfer pengetahuan, penguatan kapasitas (capacity building), dan transformasi sosial ekonomi berbasis komunitas.
Selain benchmarking, pembuatan video dokumentasi dan video promosi juga menjadi instrumen penting untuk memperkuat identitas destinasi dan meningkatkan visibilitas potensi wisata Pedukuhan Beku. Masyarakat dilibatkan secara aktif sebagai narasumber, pemandu lokasi, hingga produsen konten budaya. Kegiatan ini mencerminkan implementasi SDG 11, khususnya pada aspek pelestarian warisan budaya lokal dan peningkatan ketahanan kawasan pedesaan melalui pariwisata berbasis sejarah. Video ini tidak hanya berfungsi sebagai media promosi, tetapi juga sebagai arsip digital yang mengintegrasikan unsur edukasi dan identitas lokal.
Melalui rangkaian kegiatan tersebut, program PkM tahun 2025 berhasil memperkuat fondasi pengembangan wisata di Padukuhan Beku, memberikan pengalaman pembelajaran lintas desa, dan memperkuat struktur kolaborasi antara akademisi, pemerintah desa, pelaku UMKM, dan masyarakat umum. Benchmarking sebagai inti kegiatan terbukti menjadi motor inovasi yang mempercepat adopsi praktik terbaik, sekaligus mempersiapkan masyarakat menuju model desa wisata berkelanjutan yang mandiri dan berdaya saing.
Penulis: Cerry Surya Pradana