Hadistia Leovita Subakti sebagai pembawa acara memulai sesi webinar tersebut dengan menghadirkan Sekretaris Program Studi Sarjana Terapan Bahasa Inggris SV UGM, Nur Endah Nugraheni, S.S., M.A, untuk memberikan sambutan kepada partisipan dan pembicara. Kemudian, sesi pemaparan materi dibuka oleh Salmadea Rausani Fitra Dewi sebagai moderator dan dimulai dengan penjelasan materi oleh Dr. Emily.
Dalam pemaparannya, Dr. Emily menceritakan pengalamannya mempelajari budaya dari berbagai belahan dunia seperti, Mesir, Afrika, Turkmenistan, China, sampai Indonesia. Dr. Emily menjelaskan bahwa keberagaman budaya itu sangat luas seperti, mempelajari komunitas yang berkembang di masyarakat, subkultur, dan berlatih bersama hewan di Tibet. “Kebudayaan bukan hanya sekadar materi dan objek, melainkan bagaimana kita menjaga sumber kelestarian kehidupan,” jelas Dr. Emily. Sesi pemaparan materi oleh Dr. Emily menuai banyak antusiasme dari partisipan yang membuat sesi webinar ini menjadi lebih menarik dan tentunya membuka wawasan baru bagi partisipan.
Webinar dilanjut dengan menghadirkan pemateri dari kelompok pertama mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang terdiri dari tiga orang yakni, Dian Fitri Novitasari, Jesi Jamaika Pratiwi, dan Abimanyu Haniti Paksi. Kelompok pertama dari UGM membawakan materi mengenai pengaruh Candi Borobudur terhadap pembangunan ekonomi melalui perspektif pedagang di kawasan candi. Sesi diskusi kali ini menarik perhatian partisipan dari segi ekonomi di sektor peninggalan sejarah yang berdampak kepada masyarakat sekitar. Selanjutnya, sesi berlanjut dengan pembahasan mengenai Monumen bersejarah MacArthur di Jayapura, Papua, yang dipaparkan oleh empat mahasiswa Universitas Cenderawasih yakni, Alif Rifat Fatahillah, Oktavianus Firman, Satria Yudha, dan Habib Saggaf. Penjelasan materi terkait monumen MacArthur yang detail turut menarik perhatian Dr. Emily dan sejumlah partisipan yang tertarik dengan monumen bersejarah di Jayapura, Papua.
Kemudian, sesi pemaparan materi dan diskusi diakhiri dengan topik peran Keraton dalam sumbu kosmologi di Yogyakarta yang dibawakan oleh tiga orang mahasiswa UGM yakni, Qintara Amalia, Rahma Kamila, dan Jovita Kusuma Mahrani. Dalam pemaparannya, ketiga mahasiswa itu menjelaskan terkait sejarah berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat hingga perayaan dan upacara adat di Yogyakarta seperti Sekaten, Upacara Garebeg, dan Upacara Bedhol Songsong. Setelah sesi pemaparan dan diskusi yang menarik tersebut, webinar diakhiri dengan penyerahan sertifikat dan ucapan terima kasih kepada pembicara utama dan tiga kelompok pemateri pada sesi Webinar Events Talk #46. Terlaksananya acara ini diharapkan dapat membangun kesadaran pada masyarakat akan pentingnya mempelajari kebudayaan dari setiap daerah sampai belahan dunia. Kebudayaan bukan hanya sekadar apa yang kita lihat, namun juga kita rasakan.
Penulis: Hadistia Leovita Subakti
Foto: Sivani Dewi Atmaja