Sesi pemaparan materi dan diskusi diawali dari tim Universitas Halu Oleo oleh Andi Nur Taqwa dan M. Fauzan Azim, dengan judul “Strengthening Cultural Heritage: Tracing the Journey of Tari Molulo in Southeast Sulawesi Society”, yang kemudian dilanjutkan oleh Early Cietta, Akmal Haidar, dan Hanifah dari tim 1 Universitas Gadjah Mada dengan materi yang berjudul “Unveiling the Intersection of Arts and Government: Harnessing Technology for the Preservation of Yogyakarta’s Diorama Archives”, lalu oleh Elva Sahara, Sri Retina, dan Yuni Rahayu dari tim Universitas Jambi dengan materi yang berjudul ”Gen Z as the Agent Development of Jambi’s Culture”, dan dilanjutkan oleh Alfin Ramadhan, Hanifah Nur, dan Putri Afifah dari tim Universitas Gadjah Mada 2 dengan materi yang berjudul ”The Collaboration of Indonesian Culture in Ballroom DanceSport”.
Samantha Perez, selaku pembicara utama pada webinar ini merupakan mahasiswa program studi Sosiologi dan Amerika Latin yang berasal dari Ohio, USA, sekaligus merupakan penerima beasiswa dari Oberlin Shansi. Pada materinya yang berjudul “Language Learning as a Form of Cultural Preservation”, Samantha membahas mengenai upaya, implementasi, serta pentingnya pelestarian budaya menggunakan pembelajaran bahasa di berbagai negara. Setelah pemaparan dan sesi diskusi berakhir, acara ditutup dengan simbolis pemberian sertifikat serta sesi dokumentasi dengan para pembicara.
Mr. Ahmad Mu’am S.S, M.Sc., selaku kepala program studi Sarjana Terapan Bahasa Inggris SV UGM, mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh pembicara serta panitia yang terlibat dalam menyukseskan acara ini. Dengan tema ragam pelestarian budaya dari berbagai perspektif, baik dari berbagai generasi, peran, dan posisi, harapannya dengan terlaksananya kegiatan ini akan membuka banyak wawasan baru dan meningkatkan rasa keinginan untuk berkontribusi melestarikan budaya, serta menjadi peluang untuk menciptakan lebih banyak kolaborasi baru yang terjalin.
Teks dan Foto: Khairunnisa