Magelang, Jawa Tengah – Desa Sambeng terus membuktikan diri sebagai destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan pengalaman unik tetapi juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dengan konsep ecomuseum, desa ini memadukan pelestarian tradisi lokal dengan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Wisata yang Berakar pada Kearifan Lokal
Salah satu daya tarik utama Desa Sambeng adalah narasi “Nelayan Tanpa Perahu,” yang menghidupkan kembali tradisi masyarakat tepian Sungai Progo. Atraksi seperti Wisata Gethek dan Dolanan Kerakyatan tidak hanya memperkenalkan pengunjung pada budaya lokal tetapi juga mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan menyisipkan nilai-nilai edukasi dalam setiap aktivitasnya.
Wisatawan dapat belajar tentang sejarah perikanan lokal, membuat jala tradisional, hingga memainkan permainan tradisional yang hampir punah. Pendekatan ini tidak hanya memikat pengunjung tetapi juga melibatkan generasi muda dalam pelestarian budaya.
Mendukung Ekonomi Lokal
Keberadaan ecomuseum telah menciptakan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat Desa Sambeng. UMKM lokal seperti kafe D’Balong yang menawarkan makanan khas dan produk olahan warga menjadi bukti nyata kontribusi konsep ini terhadap SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi). Selain itu, keterlibatan aktif kelompok karang taruna dan Pokdarwis dalam pengelolaan atraksi wisata memastikan pemerataan manfaat ekonomi di tingkat komunitas.
Wisata Ramah Lingkungan
Dengan konsep yang menekankan harmoni antara budaya dan lingkungan, Desa Sambeng mendukung SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Atraksi seperti Wisata Gethek dan Kano dirancang untuk meminimalkan dampak lingkungan, sekaligus mempromosikan konservasi sungai sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat.
Tantangan dan Komitmen
Meski memiliki banyak potensi, Desa Sambeng menghadapi tantangan keberlanjutan finansial dan integrasi elemen budaya dengan alam. Namun, komitmen masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak menjadi modal utama untuk menjadikan desa ini sebagai model wisata berkelanjutan di Indonesia.
Inspirasi bagi Pembangunan Berkelanjutan
Desa Sambeng menjadi bukti bahwa kearifan lokal dapat menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan. Dengan kombinasi pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi, dan perlindungan lingkungan, desa ini tidak hanya memajukan pariwisata lokal tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian SDGs.
Desa Sambeng mengajarkan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat dimulai dari akar rumput, dengan langkah-langkah kecil yang berdampak besar bagi komunitas lokal dan masa depan global.
Kriteria SDGs:
- SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan): Pelestarian warisan budaya lokal melalui ecomuseum mendukung tujuan ini dengan mempromosikan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan di tingkat komunitas.
- SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi): Konsep ecomuseum menciptakan lapangan kerja baru melalui aktivitas wisata berbasis budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Penulis: Muhamad Sidiq Wicaksono