Bertolak dari pentingnya kurikulum vokasional yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, Program Studi Bahasa Jepang untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional (Kombispro) Sekolah Vokasi UGM mengadakan sebuah penelitian yang melibatkan para mitra industri di kawasan industri KIIC Karawang, Jawa Barat. Kolaborasi antara program studi dan industri dalam penelitian ini merupakan wujud nyata program link&match antara dunia industri dan akademik demi mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan. Dengan menyelaraskan program pendidikan dengan kebutuhan industri, program ini tidak hanya mendukung SDGs tetapi juga mempersiapkan generasi profesional baru untuk sukses di ekonomi global.Penelitian tahun 2024 ini bertujuan untuk memetakan penggunaan bahasa Jepang di tempat kerja, khususnya bahasa Jepang yang digunakan oleh para penutur bahasa Jepang (Japanese speaking staff) di berbagai perusahaan yang terafiliasi dengan Jepang. Pemetaan penting dilakukan untuk menginvestigasi berbagai tujuan penggunaan bahasa Jepang dalam komunikasi kerja serta bagaimana bahasa Jepang digunakan untuk mencapai tujuan setiap tersebut. Pemetaan ini dinilai penting sebagai dasar penyempurnaan kurikulum serta materi ajar Program studi Bahasa Jepang Kombispro.
Kegiatan penelitian meliputi pengisian kuesioner oleh para responden, Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan 10 mitra industri di kawasan KIIC, serta wawancara mendalam dengan para penutur bahasa Jepang di wilayah tersebut. Hasil diskusi dan wawancara menunjukkan peran penting penutur bahasa Jepang dalam memfasilitasi pertukaran informasi dan instruksi yang diperlukan selama menjalakan pekerjaan. Khususnya bagi perusahaan mitra yang berada dalam kelompok industri tier-1 (pemasok langsung ke OEM/Original Equipment Manufacturer, atau sebagai perusahaan multinasional dengan hubungan yang sangat erat dengan kantor pusat di Jepang, bahasa Jepang menjadi bahasa yang dominan dalam komunikasi internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu, para manajer di perusahaan-perusahaan Jepang juga ditekankan untuk memiliki kompetensi komunikasi bahasa Jepang karena setiap diskusi maupun rapat yang melibatkan personel Jepang dilakukan dalam bahasa Jepang, Kompetensi tersebut tidak hanya mendukung tercapainya komunikasi yang efektif, melainkan juga terbangunnya hubungan interpersonal yang lebih baik dengan para ekspatriat Jepang yang ditempatkan di perusahaan.
Terkait dengan pelaksanaan kerja, penggunaan bahasa Jepang di tempat kerja mencakup bentuk lisan dan tulisan. Komunikasi lisan terjadi dalam pengaturan internal, seperti rapat dan pengarahan, presentasi kemajuan proyek, dan proses quality control. Adapun pada interaksi eksternal dengan klien dan kantor pusat di Jepang, komunikasi lisan dengan bahasa Jepang dominan terlihat pada kegiatan negosiasi bisnis dan presentasi proyek.
Hasil pemetaan akan menjadi dasar untuk perbaikan kurikulum dan materi ajar, serta kegiatan pengembangan keterampilan bahasa Jepang terapan bagi mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang Kombispro. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama empat tahun secara berkelanjutan dengan tujuan penelitian yang lebih terfokus. Hasil penelitian nantinya dapat meminimalisir kesenjangan antara materi pembelajaran akademis dan aplikasi praktis di tempat kerja. Dengan demikian, kualitas pendidikan bahasa Jepang terapan akan menjadi lebih baik, sehingga dapat menghasilkan lulusan-lulusan dengan daya saing unggul di tingkat global.
**Lokasi: Kawasan Industri KIIC Karawang**
**Waktu: September 2024**
Penulis:
Sa’idatun Nishfullayli dan Wury Dwiwardani