Pada tanggal 20 Juni 2025, mahasiswa dari Program Studi Bahasa Inggris angkatan 2023 di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalani kuliah lapangan yang unik di Restoran Bornga di Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah pilihan bahasa Korea untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional. Tujuan dari acara ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya Korea, terutama melalui tradisi kuliner yang kaya.
Kuliah lapangan dimulai dengan pengenalan tentang masakan Korea, di mana mahasiswa belajar tentang pentingnya berbagai hidangan dan nilai-nilai budaya yang mereka wakili. Staf restoran menjelaskan bahwa makanan Korea bukan hanya tentang rasa; ia mencerminkan sejarah, praktik sosial, dan semangat kebersamaan masyarakat Korea. Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang mempromosikan kesempatan yang setara untuk pendidikan budaya dan mendorong kemitraan global melalui pengalaman bersama.
Salah satu sorotan dari kunjungan ini adalah mencicipi “banchan,” berbagai lauk kecil yang disajikan bersama hidangan utama. Hidangan-hidangan ini, yang mencakup sayuran acar, tahu bumbu, dan berbagai delicacies lainnya, sangat penting dalam santapan Korea. Mahasiswa didorong untuk berinteraksi dengan makanan, mengajukan pertanyaan tentang bahan dan metode persiapan, yang memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam tentang seni kuliner.
Selain banchan, mahasiswa juga berkesempatan untuk mencoba “bibimbap,” hidangan khas Korea yang terdiri dari nasi yang ditambahkan berbagai sayuran, daging, dan telur goreng, semuanya dicampur dengan saus gochujang yang pedas. Pengalaman menyiapkan dan mencicipi bibimbap memungkinkan mahasiswa untuk menghargai keseimbangan rasa dan pentingnya presentasi dalam masakan Korea.
Pengalaman langsung ini tidak hanya meningkatkan keterampilan bahasa mereka tetapi juga memberikan platform untuk pertukaran budaya. Dengan mempelajari makanan Korea, mahasiswa dapat terhubung dengan budaya tersebut secara pribadi, menumbuhkan rasa hormat dan penghargaan terhadap keragaman. Ini sejalan dengan penekanan SDGs pada pendidikan dan pemahaman budaya sebagai komponen penting dari pembangunan berkelanjutan.
Mahasiswa mengungkapkan antusiasme mereka tentang kuliah lapangan ini, mencatat bahwa ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk belajar di luar kelas. Mereka menyoroti bagaimana pengalaman semacam ini dapat menjembatani kesenjangan budaya dan mempromosikan kemitraan global. Dengan memahami dan menghargai budaya yang berbeda, mahasiswa lebih siap untuk terlibat dalam bisnis dan komunikasi internasional.
Lebih jauh lagi, acara ini menekankan pentingnya kesempatan yang setara dalam pendidikan. Dengan menawarkan kursus yang mengeksplorasi budaya yang beragam, institusi pendidikan dapat memberdayakan mahasiswa untuk menjadi warga global. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman akademis mereka tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia kerja yang multikultural.
Saat hari berakhir, mahasiswa merenungkan pengalaman mereka, berbagi pengetahuan baru tentang budaya dan kuliner Korea. Mereka menyadari bahwa makanan adalah medium yang kuat untuk ekspresi budaya dan dapat berfungsi sebagai katalis untuk dialog dan pemahaman di antara berbagai komunitas.
Sebagai kesimpulan, kuliah lapangan di Restoran Bornga adalah langkah signifikan menuju pencapaian SDGs yang terkait dengan pendidikan, budaya, dan kemitraan global. Dengan membenamkan diri dalam tradisi kuliner Korea, mahasiswa memperoleh wawasan yang akan bermanfaat bagi karier dan kehidupan pribadi mereka di masa depan. Inisiatif ini merupakan contoh bagaimana pendidikan dapat melampaui batas dan mendorong dunia yang lebih inklusif dan saling memahami.