

Desa Wukirsari di Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman memiliki potensi unik yaitu terdapatnya pusat konservasi burung hantu SerakĀ Jawa (Tyto alba) sebagai salah satau pendukung program ketahanan pangan. Pusat konservasi ini selama beberapa tahun tidak hanya menjadi tempat pelestarian dan penyelamatan burung hantu, tetapi juga menjadi pusat keilmuan terkait pelestarian alam yang menjadikannya sebagai ataraksi wisata edukasi yang cukup menarik.
Sebagai gambaran, satu ekor burung hantu Serak Jawa dewasa dalam sehari dapat memangsa 2-4 ekor tikus, atau dalam hitungan setahun dapat memangsa hingga 1300 ekor tikus. Jumlah ini sangat signifikan dalam mengendalikan hama alami pada lahan pertanian yang tersebar di sekitar Desa Wukirsari. Area lahan pertanian seluas 25 ha dapat dicover oleh satu ekor burung hantu Serak Jawa dewasa. Bila menghitung luas keseluruhan Desa Wukirsari yang mencapai 1456 ha maka secara matematis dibutuhkan 58-60 ekor burung hantu agar mencapai perlindungan maksimal.
Pusat konservasi burung hantu Serak Jawa secara sinergis dapat dikolaborasikan dengan program-program ketahanan pangan lainnya yang telah ditetapkan pemerintah, demikian halnya dnegan pendekatan-pendekatan lain yang dilakukan para pemangku kepentingan, seperti larangan berburu, larangan mengambil anak burung dan lain sebagainya. Usaha-usaha tersebutĀ pada akhirnya dapat mendukung mewujudkan ketersediaan pangan yang berkualitas dan melimpah untuk kepentingan konsumsi masyarakat.
Peneliti: Pitaya