Kuala Lumpur, Juni 2025 – Sebuah prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Unit Gamelan dan Seni Tari (Gasita) Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Gasita terpilih mewakili Indonesia dalam ajang budaya internasional Ensemble of Gamelan (EOG) 2025 yang berlangsung di Universiti Teknologi Petronas (UTP), Malaysia, pada 12–15 Juni 2025.
Mengusung semangat pelestarian dan diplomasi budaya, sebanyak sepuluh mahasiswi Program Studi Bahasa Inggris SV UGM yang tergabung dalam Gasita tampil memukau di hadapan audiens internasional. Mereka adalah Noriko Adinda City Chitako, Kezia Dwina Nathania, Jovita Agusti Cahyaningtyas, Farizka Delisyah Putri, Jihan Permatasari, Shofi Najla Kurniawan, Amelinda Nurfauziah, Vinka Julia Alta, Aprilia Nanda Vibiyanti Putri, dan Nabila Berliani. Kesepuluh mahasiswi ini didampingi oleh dosen pembimbing Dr. Erizal Lugman dan pelatih Gangsar Yogi Armansyah, S.Sn.
Gasita hadir sebagai salah satu pengisi utama dalam rangkaian kegiatan EOG 2025. Acara diawali dengan penampilan gamelan dan tari Melayu khas tuan rumah, yang kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan dari berbagai kelompok gamelan dari negara-negara peserta. Tidak hanya tampil, para anggota Gasita juga turut berpartisipasi dalam lokakarya gamelan Melayu—sebuah pengalaman yang memperkaya wawasan mereka dalam memainkan instrumen yang berbeda baik secara teknik maupun struktur nadanya.
Dalam penampilan utama, Gasita menampilkan komposisi gamelan Jawa dengan formasi pemain yang terbagi sesuai instrumen. Jihan dan Najla memainkan Demung, Kezia dan Amel pada Saron (Kezia juga berperan sebagai sinden), Noriko sebagai pemain Peking sekaligus sinden, Vinka dan Farizka pada Bonang, Nanda di Gong, Nabila di Slenthem, serta Jovita di Kenong. Penampilan ini tak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan, tetapi juga sarana memperkenalkan keindahan musik tradisional Indonesia kepada dunia.
“Meski sempat merasa tertantang karena memainkan gamelan Melayu yang berbeda dari gamelan Jawa, kami bersyukur bisa tampil dan membawakannya dengan baik,” ujar Noriko, ketua Gasita, dengan penuh semangat.
Dr. Erizal Lugman selaku dosen pembimbing turut menyampaikan apresiasi atas dedikasi para mahasiswa. “Kami bangga atas semangat mereka dalam membawa budaya gamelan Jawa ke ranah internasional. Kami berharap pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk terus berkarya dan berkontribusi di masa depan,” ungkapnya.
Noriko pun menyampaikan harapannya agar Gasita dapat terus berkembang menjadi ruang ekspresi seni yang inklusif dan inspiratif. “Kami ingin memperluas jejaring, mendorong kolaborasi, serta menciptakan komunitas seni yang suportif bagi semua anggota.”
Keikutsertaan Gasita dalam EOG 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa seni tradisional Indonesia mampu menjangkau dan menyentuh hati masyarakat global. Sekaligus, ini menjadi langkah strategis Sekolah Vokasi UGM dalam memperkuat peran budaya sebagai bagian dari misi internasionalisasi pendidikan tinggi.
Penulis: Kezia Dwina Nathania
Editor: Gusti Grehenson
Foto: Dokumentasi Unit Gasita SV UGM